JAKARTA INSIDER - Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang setelah pertandingan sepakbola antara Arema dan Persebaya, mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dalam jumlah yang sangat banyak. Di atas 100 orang penonton.
Hal ini terjadi diduga dipicu oleh dilepaskannya gas air mata oleh pihak keamanan ke arah kerumunan penonton yang berada ditribun sehingga menimbulkan kepanikan penonton.
Semua penonton berlarian ingin segera menjauh dan mencari udara segar sementara pintu keluar terbatas dan sempit. Akibatnya banyak penonton yang terinjak-injak dan kekurangan oksigen.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan memakan 127 korban, Arema FC dilarang menjadi tuan rumah
Dikutip JakartaInsider.id dari laman gooddoctor.co.id (22/08/2020) sebagaimana diulas oleh Richaldo Hariandja dan dr Pitoyo Marbun, gas air mata merupakan kumpulan senyawa kimia yang dapat menimbulkan iritasi pada kulit, saluran pernapasan dan mata. Untuk melepaskan gas ini, biasanya digunakan tabung, granat hingga spray.
Dilansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, gas air mata ini memang sengaja didesain untuk menyebabkan iritasi di wilayah tersebut secara cepat. Karena itu material ini hanya dipakai untuk meredam kerusuhan.
Saat mengalami kontak dengan gas air mata, maka akan mengiritasi sistem pernapasan, mata hingga kulit. Rasa sakit itu timbul karena zat kimia dalam gas air mata mengikat satu dari dua reseptor saraf yang bernama TRPA1 dan TRPV1.
Baca Juga: Tragedi Kanjuruhan memakan 127 korban, manajemen Arema FC siap beri santunan dan buka Crisis Center
TRPA1 merupakan reseptor yang sama yang diikat oleh kandungan minyak mustard, wasabi hingga lobak pedas yang membuat yang terpapar gas air mata merasakan sensasi rasa yang kuat dari makanan itu.
Sementara kandungan gas air mata bisa memberikan sensasi 10.000 kali dari makanan-makanan tersebut.
Gas air mata akan mengakibatkan mata menjadi berair, kelopak mata menutup dan sulit dibuka dan gatal-gatal. Sensasi seperti terbakar pada mata, hilangnya penglihatan untuk sementara, dan pandangan yang kabur.
Paparan yang berkepanjangan atau kalau terpapar dalam jarak dekat akan membuat kebutaan, perdarahan di mata, kerusakan saraf, katarak, dan kerusakan pada kornea.
Efek dari menghirup gas air mata adalah iritasi yang timbul di hidung, tenggorokan dan paru-paru. Dampak dari gas ini bahkan bisa membuat gagal bernapas kalau sebelumnya sudah memiliki penyakit di saluran pernapasan.
Artikel Terkait
Soal tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD buka-bukaan: Usul itu tidak dilakukan
Makin kuat! Militer Rusia dapat ' kado ' Tank Tempur Utama T-80BVM dari perusahaan ini…
Disaat masyarakat Indonesia berempati kasus KDRT yang menimpa Lesti, artis ini malah bikin video Prank KDRT..
Soroti panitia pelaksana, Mahfud MD ungkap usul awalnya laga Arema vs Persebaya diadakan sore hari
Polri ungkap 127 orang meninggal di tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD: Korban meninggal karena desak-desakan
Tragedi Kanjuruhan memakan 127 korban, manajemen Arema FC siap beri santunan dan buka Crisis Center
Tragedi Kanjuruhan memakan 127 korban, Arema FC dilarang menjadi tuan rumah