Tragedi stadion Kanjuruhan Malang, 135 korban meninggal diduga karena terdampak tembakan gas air mata

photo author
- Minggu, 2 Oktober 2022 | 09:19 WIB
Banyaknya korban dalam tragedi stadion Kanjuruhan Malang diduga akibat tembakan gas air mata yang menyebabkan banyak penonton berlarian dan terinjak-injak serta sesak nafas.  (Twitter @Mukidioon2)
Banyaknya korban dalam tragedi stadion Kanjuruhan Malang diduga akibat tembakan gas air mata yang menyebabkan banyak penonton berlarian dan terinjak-injak serta sesak nafas. (Twitter @Mukidioon2)

"Salah satunya adalah pembatasan jumlah penonton. Ada edaran bahwa seharusnya hanya 25.000 tiket yang boleh dijual," kata Akmal.

"Faktanya, ada 45.000 tiket yang dijual," jelas Akmal.

Baca Juga: Alami krisis ekonomi yang ekstrem, benarkah negara Uni Eropa kini terpecah?

Kelebihan jumlah penonton itu menurut Akmal merupakan sebuah pelanggaran.

"Ini secara nyata sudah melanggar aturan
," katanya.

"PSSI juga tidak mengantisipasi 
pertandingan klasik Jawa Timur yang
 kedua tim punya rivalitas yang sangat
 tinggi," jelasnya.

Baca Juga: Cek harga emas hari ini Minggu, 02 Oktober 2022, antam mulai Rp537.000

Dikatakannya, Arema misalnya bagi mereka kalah
 dari mana saja itu boleh tapi asal 
jangan dari Persebaya.

"Di 
pertandingan kemarin mereka [Arema FC] kalah dari
 Persebaya di kandang sendiri," jelasnya.

"Kemudian protes 
yang salahnya tidak diantisipasi adalah
 suporter masuk ke lapangan," tambah Akmal. 

Baca Juga: Ferdy Sambo dan tersangka lainnya bakal ditunjukkan ke publik

Akmal mengatakan jumlah pasukan keamanan tidak mencukupi untuk mengatasi suporter yang turun ke lapangan.

"Pihak keamanan
 tidak punya cara lain selain untuk
 menembakkan gas air mata," lanjut Akmal.

"Nah problem
 pertama yang terjadi di lapangan itu
 adalah penembakan gas air mata ke arah
 tribun penonton," ungkapnya.

Baca Juga: Gempa Taput, berikut data laporan kerusakan

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kasan Mulyono

Sumber: Youtube @KompasTv

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X