Tragedi stadion Kanjuruhan Malang, 135 korban meninggal diduga karena terdampak tembakan gas air mata

photo author
- Minggu, 2 Oktober 2022 | 09:19 WIB
Banyaknya korban dalam tragedi stadion Kanjuruhan Malang diduga akibat tembakan gas air mata yang menyebabkan banyak penonton berlarian dan terinjak-injak serta sesak nafas.  (Twitter @Mukidioon2)
Banyaknya korban dalam tragedi stadion Kanjuruhan Malang diduga akibat tembakan gas air mata yang menyebabkan banyak penonton berlarian dan terinjak-injak serta sesak nafas. (Twitter @Mukidioon2)

 

 

JAKARTA INSIDER - Peristiwa tragedi stadion Kanjuruhan Malang di mana 135 orang, sebelumnya 127, meninggal pasca pertandingan Arema FC dan Persebaya dalam lanjutan Liga I Indonesia

Menurut beberapa pengamat tragedi stadion Kanjuruhan Malang terjadi karena penggunaan gas air mata saat mengendalikan masa dalam laga Arema FC dan Persebaya pada Liga I Indonesia.

Tembakan gas air mata oleh petugas keamanan untuk membubarkan masa ternyata malah menimbulkan kepanikan 135 orang meninggal dalam tragedi stadion Kanjuruhan Malang dalam pertandingan antara Arema FC dan Persebaya dalam Liga I Indonesia .

Baca Juga: Bersahabat dengan Putin, Erdogan kecam pencaplokan 4 wilayah Ukraina, pelanggaran Hukum Internasional

Dikutip dari kanal YouTube @Kompas TV pada 2 Oktober 2022, menurut Akmal Maharli, Koordinator Save Our Soccer (SOS) seharusnya petugas keamanan tidak menggunakan gas air mata.

Menurutnya, dalam aturan pasal 19
 poin b disebutkan bahwa senjata dan
 juga gas air mata tidak boleh masuk ke
dalam lapangan sepak bola.

"Jadi gas ari mata tidak boleh digunakan untuk 
pengamanan pertandingan," kata Akmal. 

Baca Juga: Terapkan Wajib Militer bela negara untuk melawan Ukraina, Rusia tak haruskan Wanita untuk bergabung

Dengan demikian, lanjut Akmal, ada 
pelanggaran dalam prosedur pengamanan dalam pertandingan tim satu wilayah yakni Arema FC dan Persebaya ini.

"Di sini tidak ada SOP yang 
diberikan antara PSSI saat bekerjasama
 dengan Polisi," kata Akmal.

"....bahwa gas air mata itu
 berdasarkan aturan sifat tidak boleh 
masuk ke lapangan sepak bola," jelasnya. 

Baca Juga: Inginkan otonomi penuh, ini alasan 4 wilayah Ukraina ingin segera gabung Rusia

Selain itu, menurut Akmal panitia juga gagal mempersiapkan pengamanan pertandingan ini dengan baik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kasan Mulyono

Sumber: Youtube @KompasTv

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X