Alami krisis ekonomi yang ekstrem, benarkah negara Uni Eropa kini terpecah?

photo author
- Minggu, 2 Oktober 2022 | 07:58 WIB
Bendera negara yang tergabung dalam Uni Eropa  (Wikipedia )
Bendera negara yang tergabung dalam Uni Eropa (Wikipedia )

JAKARTAINSIDER – Negara Uni Eropa kini sedang alami krisis ekonomi yang ekstrem, mulai dari kesulitan bahan pangan hingga energi listrik.

Alami krisis ekonomi yang ekstrem, banyak dari negara Eropa yang kini melarat.

Tak hanya itu, krisis ekonomi yang ekstrem ini bukan hanya membuat negara uni Eropa terpecah, mereka juga sempat kesusahan untuk mendapatkan pekerjaan.

Negara-negara Uni Eropa mulai ‘terpecah’ dalam menghadapi krisis energi.

 Sebagian anggota blok tersebut memutuskan untuk menyusun proposalnya sendiri terkait rencana pembatasan harga gas.

Mentri Iklim Polandia, Anna Moskwa dalam hal ini mengungkapkan bahwa memang benar untuk sekarang negara uni Eropa sedang kesusahan ekonomi.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Iklim Polandia Anna Moskwa di tengah skeptisisme dari Brussels atas gagasan tersebut.

Pada pertemuan Jumat (30/9/2022), para menteri dari negara-negara Uni Eropa memperdebatkan apakah akan membatasi harga gas untuk meredam lonjakan harga energi dan inflasi.

Adapun gagasan tersebut mendapat dukungan dari setidaknya 15 negara bagian, tetapi ditentang oleh negara lain, termasuk Jerman, pasar gas terbesar di Eropa.

Moskwa mengatakan setelah pertemuan – yang tidak menghasilkan komitmen kuat dari Brussel bahwa Uni Eropa akan mengusulkan batas harga – sekelompok negara akan membuat proposal sendiri.

Polandia, Belgia, Italia, dan Yunani termasuk di antara negara-negara yang akan menyusun proposal tersebut.

Kebijakan Uni Eropa biasanya diusulkan oleh Komisi Eropa, setelah itu negara-negara Uni Eropa Parlemen Eropa merundingkan dan menyetujui undang-undang akhir.

Moskwa mengatakan proposal tersebut akan mencakup harga gas grosir, dan siap untuk dibahas oleh para menteri energi Uni Eropa pada pertemuan 11 Oktober mendatang.

Komisi Eropa mengatakan akan bekerja dengan negara-negara untuk mengembangkan ide-ide guna menjinakkan harga gas menjelang pertemuan para pemimpin Uni Eropa pekan depan, tetapi tidak secara eksplisit setuju untuk mengusulkan batas harga gas yang luas.

Brussels telah memperingatkan bahwa batas harga grosir pada semua transaksi gas – baik impor dan perdagangan domestik – dapat memerlukan sumber daya keuangan yang signifikan, dan disertai dengan risiko.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: Reuters

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X