Kondisi tersebut mengharuskan tim memprioritaskan salah satu pebalapnya di balapan.
Ataupun menginstruksikan salah satu pebalap mengalah dan mengizinkan rekan satu timnya menyalip demi posisi yang lebih menguntungkan.
Biasanya dilakukan ketika salah satu pebalap tertinggal di balapan tertentu, namun secara umum unggul di klasemen.
"Saya harus menggunakan kesempatan ini untuk selalu tampil 100 persen di balapan," beber Bastianini.
"Di bagian terakhir kejuaraan, kita akan lihat apakah saya mendapatkan 'team order' atau tidak. Saat ini saya tidak terbebani," lanjutnya.
Baca Juga: Sejumlah nama masuk bursa Pilpres 2024, Anies Baswedan: Ada seni tawar-menawar
"Saya tidak tahu apakah suatu keuntungan belum pernah menjajal motor MotoGP di sini," tegas Bastianini.
Menurut pebalap asal Italia itu, MotoGP semenjak 2019 tampak berbeda.
"Mulai 2019 ke sekarang, motor MotoGP sangat berbeda, ini lebih aerodinamis," ucap Bastianini.
"Perangkat (pengatur ketinggian) belakang dan ini dapat mengubah permainan," lanjutnya.***
Artikel Terkait
Jelang mengaspal di Grand Prix Jepang, Fabio Quartararo berharap ini
Francesco Bagnaia ogah dan tolak layanan ini dari Ducati, mengapa?
Sejumlah nama masuk bursa Pilpres 2024, Anies Baswedan: Ada seni tawar-menawar
Presiden AS Joe Biden puji PM Israel di Majelis Umum PBB, dukung solusi dua negara untuk dua bangsa
Soal dugaan kakak asuh Ferdy Sambo, Polri: Itu tidak ada
Polisi bongkar prostitusi online di hotel Jaksel, lima germo dibekuk
Jelang membalap di MotoGP Jepang, Marc Marquez: ini ujian bagi saya
KPK geledah gedung MA pasca Hakim Agung jadi tersangka
Rayakan 21 tahun pernikahan Maudy Koesnaedi pamer foto kemesraan dengan Erik Meijer, netizen langgeng terus ya