"Salah satunya adalah pembatasan jumlah penonton. Ada edaran bahwa seharusnya hanya 25.000 tiket yang boleh dijual," kata Akmal.
"Faktanya, ada 45.000 tiket yang dijual," jelas Akmal.
Baca Juga: Alami krisis ekonomi yang ekstrem, benarkah negara Uni Eropa kini terpecah?
Kelebihan jumlah penonton itu menurut Akmal merupakan sebuah pelanggaran.
"Ini secara nyata sudah melanggar aturan ," katanya.
"PSSI juga tidak mengantisipasi pertandingan klasik Jawa Timur yang kedua tim punya rivalitas yang sangat tinggi," jelasnya.
Baca Juga: Cek harga emas hari ini Minggu, 02 Oktober 2022, antam mulai Rp537.000
Dikatakannya, Arema misalnya bagi mereka kalah dari mana saja itu boleh tapi asal jangan dari Persebaya.
"Di pertandingan kemarin mereka [Arema FC] kalah dari Persebaya di kandang sendiri," jelasnya.
"Kemudian protes yang salahnya tidak diantisipasi adalah suporter masuk ke lapangan," tambah Akmal.
Baca Juga: Ferdy Sambo dan tersangka lainnya bakal ditunjukkan ke publik
Akmal mengatakan jumlah pasukan keamanan tidak mencukupi untuk mengatasi suporter yang turun ke lapangan.
"Pihak keamanan tidak punya cara lain selain untuk menembakkan gas air mata," lanjut Akmal.
"Nah problem pertama yang terjadi di lapangan itu adalah penembakan gas air mata ke arah tribun penonton," ungkapnya.
Baca Juga: Gempa Taput, berikut data laporan kerusakan