Ustadz Adi Hidayat pun berpesan bahwa, kejadian menyawer seorang pembaca Al-Qur’an mungkin berasal dari ketidaktahuan, bukan karena ingin berlaku sengaja.
Maka dari ketidaktahuan tersebut kita bisa saling berbagi, mendoakan dan melembutkan hati untuk mengembalikan adab yang baik ketika membaca Al-Qur’an.
Mungkin ditempat lain seperti Pakistan atau negara lainnya, memberikan suatu apresiasi atau saweran dianggap sebagai sebuah tradisi.
Namun tradisi di suatu tempat tidak harus sama dengan di tempat lain, lebih dari itu, tentunya tradisi yang bertentangan dengan nilai syariat tidak untuk dilestarikan.
Tentunya dengan kejadian tersebut, kita dapat saling berbagi pengetahuan tanpa harus mencela orang lain.
Kita hanya perlu mendoakan dan meluruskannya dengan cara yang benar, melembutkan hati kita dan setiap orang mempunyai peluang untuk menjadi saleh dihadapan Allah SWT.***