JAKARTAINSIDER – Sambungan dari artikel sebelumnya, berikut nama pahlawan Revolusi penghianatan G30S/PKI
Mayjen Anumerta Donald Isaac Panjaitan
Donald Isaac Panjaitan lahir 9 Juni 1925 di Balige, Tapanuli. Pada masa pendudukan Jepang, ia menempuh pendidikan militer Gyugun dan kemudian ditempatkan di Pekanbaru sampai Proklamasi Kemerdekaan.
DI Panjaitan ikut serta membentuk TKR dan diangkat sebagai Komandan Batalyon. Pada 1948, ia menjabat Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi.
Sebelum akhir hayatnya, DI Panjaitan diangkat menjadi Asisten IV Menteri/Panglima AD dan dapat tugas belajar di AS.
Pada 1 Oktober 1965 dini hari, ia diculik dan dibunuh. Jasadnya ditemukan di Lubang Buaya dan kemudian dimakamkan di Taman Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Mayjen Anumerta Sutoyo Siswomiharjo
Sutoyo Siswomiharjo lahir 28 Agustus 1922 di Kebumen, Jawa Tengah. Pada masa pendudukan Jepang, dia belajar di Balai Pendidikan Pegawai Tinggi di Jakarta dan kemudian jadi pegawai negeri di Kantor Kabupaten Purworejo.
Pasca Indonesia merdeka, dia bergabung dengan TKR bagian kepolisian lalu menjadi anggota Corps Polisi Militer (CPM). Dia kemudian berkarier di CPM di Yogyakarta hingga Surakarta.
Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean (Ajudan Jenderal AH Nasution)
Pierre Tendean lahir 21 Februari 1939 di Jakarta. Ia lulus dari Akademi Militer Jurusan Teknik pada 1962.
Setelah lulus, Piere Tendean menjabat Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/Bukit Barisan di Medan. Ia turut bertugas menyusup ke Malaysia saat Indonesia berkonfrontasi dengan negara tetangga itu.
Pada April 1965, Pierre Tendean diangkat sebagai ajudan Menteri Koordinator Pertahanan dan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Nasution.
Pada 1 Oktober 1965, saat rumah AH Nasution dikepung, ia turut ditangkap dan dibunuh. Jenazahnya kini dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Selain 7 jendral di atas juga ada pahlawan lainnya, dimana mereka terdiri dari masyarakat sipil biasa dan anggota TNI :