khazanah

Masya Allah, jenazah KH Maimoen Zubair masih utuh setelah 4 tahun dikebumikan, begini kesaksian petugas makam

Jumat, 28 Juli 2023 | 13:06 WIB
Gus Rifqil saat mengunjungi makam Makam KH Maimoen Zubai atau MBah Moen di pemakaman Ma'la, Makkah

Pembongkaran makam di Ma'la memang biasa dilakukan setiap tiga atau empat tahun sekali karena luas lahan pemakaman di area ini cukup terbatas, sementara setiap hari selalu ada jenazah yang dimakamkan di Ma'la. Setelah dikubur selama empat tahun, jenazah yang diketahui sudaah hancur kemudian dipindahkan.

Biografi singkat almaghfurlah KH Maimoen Zubair

Almaghfurlah KH Maimoen Zubair

Sosok almaghfurlah KH Maimoen Zubair dikenal sebagai seorang alim. Meski berilmu tinggi, beliau sangat tawadhu, atau rendah hati, dan dikenal sangat memuliakan tamu.

Mbah Moen bisa bercengkerama dengan masyarakat biasa dan awam, namun juga biasa berinteraksi dengan petinggi negeri. Kiai Maimoen juga dikenal memiliki berbagai karomah, bahkan hingga wafatnya di Tanah Suci, banyak kisah keistimewaannya.

Baca Juga: Gejolak Partai Golkar berujung usulan Munaslub untuk menggeser posisi Ketum Airlangga, Jokowi bersuara

Berikut ini biografi singkat almaghfurlah KH Maimoen Zubair melansir dari laman kompas.com.

KH Maimun Zubair lahir di Karang Mangu, Kecamatan Sarang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, pada 28 Oktober 1928. Ia adalah putra pertama dari pasangan Kiai Zubair Dahlan dan Nyai Mahmudah.

Ayahnya merupakan murid pilihan dari Syaikh Sa'id Al-Yamani dan Syaikh Hasan Al-Yamani Al-Makky, dua sosok ulama tersohor di Yaman.

Sejak kecil, Mbah Moen dididik langsung oleh sang ayah tentang ilmu agama, mulai dari menghafal ilmu shorof, nahwu, fikih, manthiq, balaghah, dan ilmu syara yang lain.

Baca Juga: Penyanyi mualaf Sinead O'Connor meninggal dunia di usia 56 tahun, tenar dengan lagu Nothing Compares to You

Oleh sebab itu, saat masih berusia muda, Mbah Moen sudah bisa menghafal beberapa kitab, di antaranya Al-Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik, Matan Jauharotut Tauhid, dan Sullamul Munauroq.

Dari sang ayah, Mbah Moen juga belajar banyak hal, khususnya tentang ketegasan dan keteguhan sehingga ia pun tumbuh sebagai sosok yang disiplin sekaligus dermawan.

Pada 1945, Mbah Moen mengenyam pendidikan di Pondok Lirboyo Kediri, Jawa Timur, di bawah bimbingan KH Abdul Karim atau Mbah Manaf. Selain itu, ia juga berguru kepada KH Mahrus Ali dan KH Marzuqi.

Setelah lulus, Mbah Moen kembali ke kampung halamannya untuk mengamalkan semua ilmu yang didapat.

Halaman:

Tags

Terkini

9 jenis jin dan tugasnya, yuk simak apa saja

Selasa, 9 Desember 2025 | 18:31 WIB