JAKARTA INSIDER - Kejadian pembakaran Al-Qur'an yang terjadi di ibukota Swedia, Stockholm, telah mendapatkan kecaman tegas dari Liga Muslim Dunia (LMD).
Dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis oleh Sekretariat Jenderal LMD, Ketua Asosiasi Ulama Muslim, Syekh Dr. Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa, mengecam aksi keji dan provokatif tersebut sebagai sebuah pelanggaran serius terhadap perasaan umat Islam, terutama dalam momen yang mulia seperti hari raya Idul Adha.
"Kami dengan tegas mengutuk kejahatan pembakaran Al-Qur'an yang terjadi di Stockholm. Tindakan ini adalah sesuatu yang keji dan tidak masuk akal, dilakukan di bawah perlindungan polisi dengan dalih kebebasan berekspresi," tegas Syekh Dr. Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa dalam pernyataannya.
Baca Juga: Kontroversi penyelenggaran haji tidak sesimpel itu, banyak aspek yang bisa menjadi salah paham
Aksi pembakaran Al-Qur'an yang terjadi di Swedia tersebut diketahui telah memicu kemarahan dan kekecewaan umat Islam di seluruh dunia.
Meskipun dalih yang digunakan adalah kebebasan berekspresi, namun perbuatan tersebut jelas melanggar prinsip-prinsip kebebasan yang sejati dan bijak, yang seharusnya menekankan penghormatan terhadap hal-hal yang dianggap suci dan tidak memprovokasi perasaan orang lain dengan alasan apapun.
Dalam pernyataannya, Syekh Dr. Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa juga menegaskan peringatan akan bahaya praktik-praktik yang mendorong kebencian dan memprovokasi perasaan keagamaan.
Baca Juga: Nahel, remaja yang tewas ditembak oleh polisi Prancis penyebab kerusuhan di seluruh negeri
Ia menegaskan bahwa tindakan semacam ini hanya melayani agenda ekstremisme dan dapat merusak kerukunan antarumat beragama.
Kecaman yang tegas ini menjadi salah satu langkah LMD dalam menegakkan prinsip-prinsip toleransi, menghormati kebebasan beragama, dan mempromosikan perdamaian di antara umat beragama.
Liga Muslim Dunia memandang bahwa semua individu dan komunitas harus bertanggung jawab dalam menggunakan kebebasan berekspresi mereka, dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap perasaan orang lain serta menjaga sikap saling menghormati dan toleransi.
Baca Juga: Damai! Mohammad Rafi Azzamy akhirnya bertemu rektor UMM setelah kontroversi kampus
Peristiwa pembakaran Al-Qur'an di Swedia ini menjadi pemicu perdebatan tentang batas-batas kebebasan berekspresi dan perlindungan terhadap agama dan kepercayaan.
Masih menjadi tantangan bagi negara-negara untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara kebebasan berekspresi dan menghormati nilai-nilai agama dan kepercayaan yang dipegang oleh individu dan kelompok.***