JAKARTA INSIDER - Terdapat perbincangan hangat dalam masyarakat tentang apakah mendengarkan musik dan lagu dianggap halal atau haram dalam Islam, khususnya menurut pandangan Nahdlatul Ulama (NU).
Adalah suatu fakta bahwa pendapat ulama tentang topik ini beragam, namun sebagian besar konsensus mengacu pada pemahaman Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar dalam sejarah Islam.
Imam Al-Ghazali, dalam karyanya Ihya Ulumiddin, telah memberikan penjelasan detil mengenai topik ini.
Baca Juga: Guide dan tips berwisata di Istanbul, kota final Champions League 2023!
Ia menguraikan bahwa suara yang dihasilkan oleh musik dan nyanyian bukanlah sesuatu yang haram dalam pandangannya.
Tidak ada dalil nash dan argumentasi qiyas yang secara jelas mengharamkan aktivitas mendengarkan musik atau nyanyian.
Bila ada larangan, larangan tersebut bukan didasarkan pada musik dan nyanyian itu sendiri, melainkan karena faktor lain yang disertai dengan kemaksiatan seperti minum-minuman keras, perzinaan, perjudian, atau melalaikan kewajiban.
Baca Juga: Jangan sedih, meski tiket Coldplay ludes, konser Niki Zefanya siap menghibur Anda!
Menurut Al-Ghazali, suara indah yang dihasilkan dari musik dan lagu justru memiliki nilai estetika yang dapat menyentuh perasaan.
Ia berpendapat bahwa mendengarkan musik dan lagu pada dasarnya adalah halal, selama tidak disertai dengan perbuatan maksiat yang jelas dilarang dalam Islam.
Dalam konteks Nahdlatul Ulama, organisasi ini secara umum mengikuti pemahaman yang sama.
Baca Juga: Niki Zefanya berhasil dipilih oleh Grammy Awards, lagunya masuk dalam playlist pilihan spesial
NU menekankan pentingnya sikap moderat dan toleransi terhadap perbedaan pendapat.
Khususnya dalam hal ini, NU menghormati perbedaan pendapat antara ulama tentang hukum mendengarkan musik dan lagu.