لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Artinya, “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.”
Baca Juga: Kapan sidang isbat 1 Ramadhan 2023? Kemenag beri bocoran
Demikian pula hadits dari Amr bin Syuaib dari ayahnya, dari kakeknya, ia meriwayatkan sabda Rasulullah saw:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ
Artinya, "Sungguh Allah sangat suka meyaksikan bekas nikmat-Nya pada diri hamba-Nya.” (Kementrian Waqaf, Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, [Kuwait, Darus Salasil: 1427 H], juz XIV, halaman 172).
Dari uraian di atas, Ustadz Muhammad Hanif Rahman menyimpulkan bahwa, secara hukum asal mencari popularitas atau ingin terkenal dengan menampakkan harta di depan publik adalah makruh dan tercela, lebih-lebih memamerkan harta dalam arti menyombongkan diri, maka haram.
Adapun semisal berpakaian yang indah dan layak, hukumnya sunah karena merupakan salah satu bentuk menampakkan nikmat Allah, asalkan tidak disertai dengan kesombongan.***