Mereka merampas, membunuh, dan menghancurkan wilayah Baramulla serta sekitarnya.
Dalam keadaan terdesak, Maharaja meminta bantuan militer kepada India.
Sebagai syarat, ia menandatangani “Instrument of Accession” yang secara hukum menjadikan Jammu dan Kashmir bagian dari India.
Pakistan tidak pernah mengakui proses ini dan menuduh India melakukan aneksasi paksa.
Maka dimulailah konflik panjang yang hingga kini tak kunjung selesai.
Dimensi Agama: Identitas yang Dipolitisasi
Faktor agama kerap menjadi alasan utama yang dikemukakan oleh Pakistan dalam klaimnya atas Kashmir.
Dengan lebih dari 60% populasi Muslim, wilayah ini menurut Pakistan “seharusnya” menjadi bagian dari negara Muslim.
Namun, pandangan ini mengabaikan kenyataan bahwa keputusan aksesinya dilakukan oleh penguasa sah pada saat itu dan bahwa sekularisme adalah prinsip dasar India.
Bagi India, integrasi Kashmir membuktikan bahwa negara multikultural bisa eksis tanpa berdasarkan agama.
Narasi agama menjadi pedang bermata dua. Di tangan elite politik, agama bukan lagi persoalan keimanan, tetapi alat mobilisasi dan pembenaran dominasi.
Baik India maupun Pakistan telah memainkan kartu ini selama puluhan tahun.
Dimensi Geopolitik dan Keamanan
Selain agama dan sejarah, Kashmir memiliki nilai strategis yang tinggi.
Wilayah ini berbatasan langsung dengan Tiongkok, Afghanistan, dan wilayah sensitif Pakistan, menjadikannya penting secara militer.