"Pada bulan yang ketujuh, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, kapal itu berhenti di pegunungan Ararat."
Meskipun Al-Qur’an tidak menyebutkan nama Ararat secara eksplisit, Surah Hud (11:44) menyebutkan kapal Nabi Nuh berlabuh di "Bukit Judi":
Baca Juga: iPhone 17 Resmi Tersedia di Indonesia, Ini Daftar Harga Lengkapnya
"Dan difirmankan: 'Hai bumi! Telanlah airmu, dan hai langit (hujan)! Berhentilah.' Dan air itu disurutkan, perintah pun diselesaikan, dan kapal itu berlabuh di atas Gunung Judi."
Namun, sebagian ulama dan peneliti berpendapat bahwa Gunung Ararat bisa jadi termasuk dalam wilayah pegunungan Judi, atau ada kemungkinan tumpang tindih lokasi karena perubahan nama dan geografi dari masa ke masa.
Legenda dan Penemuan Arkeologis
Selama berabad-abad, banyak penjelajah yang mengklaim menemukan sisa-sisa kapal Nabi Nuh di sekitar Gunung Ararat, meski belum ada bukti ilmiah yang benar-benar meyakinkan. Beberapa pencarian terkenal antara lain:
James Irwin, mantan astronot NASA, melakukan ekspedisi ke Ararat pada tahun 1982.
Pada tahun 1950-an, tim dari Prancis dan Amerika mengklaim melihat struktur kayu raksasa yang tertanam dalam es di puncak gunung.
Lokasi Durupınar (sekitar 30 km dari Ararat), sempat diklaim sebagai bentuk kapal raksasa alami yang dipercaya sebagai jejak kapal Nuh.
Namun, kebanyakan temuan tersebut masih kontroversial dan diperdebatkan oleh para ilmuwan.
Gunung Ararat dalam Budaya Armenia dan Turki
Meskipun Gunung Ararat terletak di wilayah Turki modern, gunung ini memiliki makna sangat penting bagi bangsa Armenia.
Ararat dianggap sebagai gunung suci dan simbol nasional Armenia, bahkan gambar gunung ini terdapat pada lambang negara Armenia, meskipun secara geografis tidak berada dalam wilayah mereka saat ini.
Di sisi lain, bagi masyarakat Turki dan Muslim pada umumnya, Ararat adalah simbol sejarah besar dan pengingat akan mukjizat serta peringatan Tuhan kepada umat manusia.***