JAKARTA INSIDER - Iran kembali mengibarkan bendera merah di atas masjid di kota Qom saat memulai serangannya ke Israel.
Iran mengibarkan bendera merah saat menyerang Israel dengan rudal balistik sebagai bentuk perlawanan usai Israel menyerang pusat nuklir Iran.
Bendera merah itu juga dikibarkan Iran usai banyaknya petinggi Iran dan ilmuwan nuklir yang syahid setelah serangan Israel.
Baca Juga: 10 Fakta konflik Iran dan Israel, bermula dari perbedaan ideologi?
Bendera merah tersebut pada umumnya sering kali dikibarkan di atas masjid selama bulan Muharram, saat umat Islam Syiah memperingati Hussein bin Ali, keturunan Nabi Muhammad.
Bendera tersebut bertuliskan frasa bahasa Arab, “Ya la-Tharat al-Hussein,” yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai, “Hai para penuntut balas Hussein.”
Sebagai cucu Muhammad, Hussein adalah salah satu tokoh paling suci dalam Islam Syiah, di mana ia adalah perwujudan keadilan.
Baca Juga: Iran langsung membalas serangan Israel dengan rudal balistik, warga Tel Aviv panik!
Ia dibunuh pada tahun 680 dalam pertempuran Karbala, di Irak saat ini, oleh pasukan Yazid.
Pertempuran ini dan kesyahidan Hussein merupakan unsur-unsur dasar Islam Syiah, dan menandai perpecahan definitif dengan Islam Sunni.
Media pemerintah Iran melaporkan serangan udara Israel menewaskan Mayor Jenderal Hossein Salami, komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, bersama dengan ilmuwan nuklir senior Fereydoon Abbasi dan Mohammad Mahdi Tehranchi.
Yang juga tewas adalah Gholam Ali Rashid, kepala markas pusat militer Iran, dan Abdolhamid Minuchehr, kepala Fakultas Teknik Nuklir di Universitas Beheshti.***