JAKARTA INSIDER – Kasus ratusan mahasiswa IPB terlilit pinjamana online (pinjol) membuat geger Tanah Air.
Bagaimana tidak, ratusan mahasiswa IPB yang merupakan salah satu kampus terbaik di Indonesia ini bisa terjerat investasi bodong.
Sebanyak 116 mahasiswa IPB ini pun tidak menaruh curiga ketika dijebak untuk berhutang di beberapa platform pinjol oleh Siti Aisyah Nasution, yang kini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penipuan oleh Polres Bogor.
Baca Juga: Mahasiswa IPB terlilit pinjol. Kredivo buka suara
Ekonom Core Indonesia Yusuf Rendy Manilet melihat kasus di mahasiswa IPB terlilit pinjol dapat menjadi peringatan bahwa tingkat literasi masyarakat terhadap produk-produk keuangan masih sangat rendah.
Mahasiswa yang seharusnya lebih melek terhadap produk keuangan, nyatanya justru menjadi korban penipuan investasi dan kemudian malah terjerat pinjol.
Hal ini menjadi bukti bahwa tidak ada korelasi antara pendidikan yang tinggi dengan kemampuan liteerasi keuangan seseorang.
“Ini perlu menjadi peringatan untuk semua pihak bahwa literasi keuangan harus lebih ditingkatkan,” kata Yusuf Rendy.
Rendy juga mengingatkan bahwa kejadian di IPB menjadi pengingat bahwa upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan belum selesai.
Jika dikaitkan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang belum lama ini berganti pucuk kepemimpinan, lanjut Rendy, tentu ini akan menjadi pekerjaan rumah tambahan.
Baca Juga: Gali lubang tutup lubang, SAN menipu ratusan Mahasiswa IPB untuk bayar utang pinjol
“Apalagi jika mengacu pada kasus di IPB yang korbannya justru orang-orang berpendidikan yang seharusnya lebih melek terhadap produk-produk keuangan atau investasi dan juga risikonya," kata Yusuf Rendy melansir dari beritasatu.com.
Berbicara tentang penyebab korban yang mudah terpikat, Rendy menyebut penyebabnya bermacam-macam. Antara lain belum terliterasi secara baik terhadap risiko dari produk keuangan tertentu, dan juga tergiur penawaran atau keuntungan yang tinggi dalam waktu singkat. Di luar kasus IPB, kasus serupa juga banyak terjadi.