Islah Bahrawi dialog dengan terduga teroris untuk meredam kebencian berkedok agama

photo author
- Senin, 7 Agustus 2023 | 20:00 WIB
Temukan bagaimana Islah Bahrawi, seorang tokoh agama dan perdamaian, melakukan dialog dengan terduga teroris untuk meredam kebencian. (Twitter @islah_bahrawi)
Temukan bagaimana Islah Bahrawi, seorang tokoh agama dan perdamaian, melakukan dialog dengan terduga teroris untuk meredam kebencian. (Twitter @islah_bahrawi)

Baca Juga: Menunggu putusan hukuman Mario Dandy dan Shane Lukas, sebentar lagi akan dibacakan

Islah Bahrawi secara tegas menyatakan bahwa tidak ada satu pun tafsir yang dapat mengklaim kebenaran mutlak dan menyalahkan tafsir lain.

Perbedaan tafsir ini sering kali menjadi katalisator bagi sikap-sikap intoleran, yang menghakimi dan merendahkan pihak lain yang memiliki pandangan berbeda.

Dalam konteks ini, Islah Bahrawi memahami bahwa kebencian dan kekerasan yang dilakukan dengan dalih agama sering kali berakar pada keyakinan mereka yang merasa "paling benar."

Tersangka teroris yang didominasi oleh pandangan semacam ini menganggap bahwa tindakan membenci, mengkafirkan, dan bahkan memusnahkan manusia lain adalah bagian dari ajaran agama yang mereka anut.

Baca Juga: Petualangan daredevil Remi Enigma berakhir, jatuh dari atap gedung tinggi ketika beraksi

Tersangka S, yang dikenal sebagai dalang di balik pembuatan bom Astana Anyar, memberikan contoh yang mencengangkan.

Ketika ditanya mengapa dia berencana membunuh sejumlah orang, dia menyampaikan keyakinannya dengan penuh keyakinan: "Dunia ini telah dibanjiri oleh bid'ah, khurafat, dan riba. Agar hidup beragama kami tidak terganggu, kami merasa perlu menghapus mereka yang terlibat dalam kemaksiatan!"

Pentingnya Islah Bahrawi dalam dialog ini adalah untuk menggugah kesadaran akan dampak berbahaya dari klaim kebenaran sepihak.

Pandangan ini cenderung menghasilkan sifat defensif yang ekstrem, yang pada akhirnya hanya akan menimbulkan kegelisahan dan ketidakpuasan.

Baca Juga: Pergolakan Negara Islam Indonesia yang diduga memiliki kaitan dengan Ponpes Al Zaytun

Individu-individu yang merasa "paling benar" cenderung menyalahkan pihak lain dan menganggap perbedaan sebagai ancaman, tanpa melihat pada akar permasalahan yang sebenarnya.

Teroris, dalam pandangan Islah Bahrawi, melihat agama sebagai perpecahan yang menegaskan perbedaan antara "kami" dan "mereka."

Mereka melupakan kesadaran kolektif bahwa setiap manusia memiliki nilai dan martabat yang sama di hadapan Tuhan.

Mereka mengabaikan fakta mendasar bahwa semua manusia, tidak peduli agamanya, adalah ciptaan yang sama dari Sang Pencipta.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jaka LI

Sumber: Twitter @islah_bahrawi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X