Selanjutnya, soal akses kos yang relatif tertutup untuk orang luar. Soeprapto menyebut ini bisa menjadi bahan pemikiran spekulatif, korban meninggal karena serangan penyakit tertentu.
Kelima terkait keinginan korban ingin pindah kos setelah mobil laku. Soeprapto berujar, hal ini perlu didalami lebih lanjut jadi terkait penyebabnya ingin pindah.
"Keenam, tentang CCTV yang tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan, bisa saja karena pelakunya sudah cerdik dalam menghindari CCTV," ujarnya.
Soeprapto mengatakan bahwasanya ada berbagai kemungkinan terkait penyebab kematian korban. Yakni, penganiayaan, pembunuhan, meninggal karena penyakit, hingga bunuh diri.
Diplomat muda ahli Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arya Daru Pangayunan alias ADP (39) ditemukan tewas dengan kondisi wajah terbungkus isolasi atau lakban di sebuah kos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7) sekitar pukul 08.30 WIB.
Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi tidak menemukan ada tanda-tanda kekerasan pada jasad korban. Selain itu, polisi juga menyebut, barang milik korban juga tidak ada yang hilang.***
Artikel Terkait
10 Poin Nota Pembelaan Tom Lembong Dalam Sidang Pledoi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Suriah Resmi Menggantikan Logo dan Lambang Negara dengan Elang Emas dan Tiga Bintang, Apa Artinya?
Empat Mantan Anggota OPM Berikrar Setia Kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi
Misteri Kematian Diplomat Muda Arya Daru Pangayunan, Polisi Masih Melakukan Olah TKP di Guest House Jakarta Pusat
Kemlu Meminta Masyarakat Untuk Tidak Kaitkan Kematian Diplomat Arya Daru Pangayunan Dengan Kasus TPPO