Satria menekankan bahwa rumah sakit, yang seharusnya menjadi tempat aman dan nyaman bagi pasien, justru bisa berubah menjadi sumber trauma jika kasus pelecehan dibiarkan tanpa tindakan.
Lebih jauh, ia menyoroti kerugian mental yang sangat dalam dialami korban. Selama tiga tahun terakhir, korban menjalani kehidupan dengan tekanan batin dan trauma mendalam akibat pengalaman buruk tersebut.
“Bayangkan bagaimana perasaan seseorang yang menanggung trauma dalam diam selama bertahun-tahun. Secara mental, ia terguncang,” ujar Satria.
Baca Juga: Cegah Pencurian Pelat Besi JPO, Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno Akan Lakukan Hal Ini
Kasus ini menjadi semakin mencurigakan setelah korban menyadari bahwa data dokter yang bersangkutan, berinisial YA, telah menghilang dari laman resmi rumah sakit tempatnya bekerja. Hal itu diungkapkan langsung oleh korban dalam unggahan media sosialnya.
“Sejak kemarin sore, data dokter itu tiba-tiba tidak bisa ditemukan lagi di Google. Hilang begitu saja,” tulis Qorry, korban dalam Instagram Story-nya.
Namun hingga saat ini, pihak rumah sakit belum memberikan klarifikasi atau pernyataan resmi mengenai viralnya kasus ini yang mencuat pada Rabu sore lalu.
Baca Juga: 10 Doa dari para Nabi dalam Al Quran yang bisa diamalkan untuk mempermudah datangnya jodoh
Publik kini menanti langkah konkret dari institusi medis dan pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus dugaan pelecehan ini.***
Artikel Terkait
POGI tegas beri sanksi Dokter kandungan Garut terkait dugaan pelecehan seksual saat USG
Dokter cabul Garut jadi sorotan! Kemenkes nonaktifkan STR, POGI dan Polisi siap bertindak tegas!
Gubernur Jabar desak izin Dokter cabul dicabut, Dedi Mulyadi: Jangan bertele-tele, ini profesi dengan sumpah!
Kemenkes kecam keras aksi bejat oknum Dokter Kandungan yang lecehkan pasien di Garut
Oknum Dokter Cabul resmi jadi Tersangka, terancam hukuman 12 tahun penjara