JAKARTA INSIDER – Stroke menjadi penyakit yang menjadi momok bagi semua orang. Karena, meskipun potensi sembuh ada, namun pengidap stroke tak akan lagi bisa beraktifitas seperti sedia kala.
Stroke terjadi ketika penyumbatan pembuluh darah mengganggu sehingga mengurangi suplai darah ke otak.
Tak hanya orang yang sudah tua, storoke bisa juga menyerang kelompok umur yang lebih muda.
Baca Juga: Info penting! Kata pakar, minum air putih seliter lebih sehari bisa cegah Diabetes Tipe 2
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan resiko stroke, salah satunya adalah pola makan.
Dokter Jonathan Zeilinger, pemimpin digital GP di Babylon menyarankan tidak makan daging olahan hingga gorengan untuk mencegah tersumbatnya arteri.
"Lemak jenuh dan trans adalah penyebab utama dan termasuk makanan seperti daging olahan (seperti sosis dan burger), mentega, biskuit, dan gorengan," ungkap dr Zeilinger seperti dikutip dari laman Express, Senin (10/7/2023)
Selain itu, ada makanan lain yang juga bisa meningkatkan risiko stroke, yaitu makanan dengan kandungan tinggi garam.
Dokter Zeilinger menjelaskan tekanan darah yang meningkat juga menyebabkan pembentukan ateroma.
"Asupan garam yang tinggi (seperti yang ditemukan pada keripik dan bakon) akan menambah risiko Anda," ujarnya.
Faktor kunci lain dalam risiko stroke adalah asupan gula yang tinggi. Misalnya, minuman bersoda.
Ini sebagian karena hubungannya dengan penambahan berat badan dan diabetes tipe 2 yang menyebabkan kerusakan dan peradangan pada arteri.