JAKARTA INSIDER – Penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat seseorang mengalami tekanan dengan angka tensimeter lebih dari 140/90 mmHg.
Hingga kini, hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia. Hipertensi juga kerap disebut sebagai silent killer karena sebagian pasien yang meninggal dunia tidak menunjukkan gejala yang spesifik.
Hipertensi kebanyakan baru diketahui saat seseorang mengalami komplikasi berupa gagal jantung, serangan jantung, gagal ginjal, stroke dan bahkan kebutaan.
Baca Juga: Diduga sesar ini yang menyebabkan gempa dahsyat di Cianjur
Orang yang didiagnosis mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi biasanya dianjurkan untuk menjalani gaya hidup sehat, termasuk menjaga pola makan dan olahraga.
Pasien hipertensi juga perlu mengonsumsi obat anti-hipertensi untuk mencegah lonjakan tekanan darah dan komplikasi lainnya. Obat hipertensi yang jamak digunakan di Indonesia yaitu dari golongan Ace Inhibitor (terdiri dari captropil dan ramipril), propranolol, amlodipin, dan candesartan.
Pertanyannya, benarkah penderita hipertensi harus mengonsumsi obat seumur hidup?
Baca Juga: Menurunkan kolesterol hingga cegah kanker, inilah ragam khasiat bawang putih
Melansir halodoc.com, hipertensi tidak dapat sembuh total, tetapi dapat dikontrol. Artinya, seseorang yang telah terdiagnosis hipertensi atau darah tinggi akan seumur hidup mengidap hipertensi.
Karena itu, agar tidak menimbulkan gejala atau komplikasi yang fatal, pengidap hipertensi perlu menjaga tekanan darah di tubuhnya tetap stabil.
Untuk menjaga tekanan darah tetap stabil dan terkendali, hal ini dapat dilakukan melalui penggunaan obat-obatan. Itulah alasan mengapa pengidap hipertensi perlu mengonsumsi obat-obatan seumur hidupnya.
Baca Juga: Wajib tahu! Inilah 7 tips agar pinjol tak sebar data pribadi
Mengonsumsi obat-obatan bagi pengidap hipertensi bertujuan untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.
Hal yang perlu digarisbawahi, jangan pernah menghentikan konsumsi obat darah tinggi, meski tekanan darah sudah stabil atau sudah kembali normal. Sebab, bisa saja keesokan harinya tekanan darah melonjak tinggi kembali dan tidak terkontrol.