3. Terkait penggunaan jilbab di sekolah, sebanyak 61,1% responden menyatakan setuju bahwa mereka merasa lebih nyaman jika semua siswi di sekolah menggunakan jilbab, sementara 38,9% responden lainnya tidak setuju.
4. Survei ini juga menunjukkan bahwa 56,3% responden mendukung penggunaan syariat Islam sebagai landasan bernegara.
Selain itu, 83,3% responden percaya bahwa Pancasila bukanlah ideologi yang permanen dan dapat diganti.
5. Meskipun 74,4% responden menyatakan tidak setuju jika agama lain dianggap sesat, angka persetujuan untuk membela agama, termasuk dengan pengorbanan jiwa, mencapai 33%.
Baca Juga: Lowongan Kerja Menarik di PT Sinergi Performa Cipta: Area Sales Supervisor
6. Berdasarkan 12 pertanyaan kunci yang diajukan dalam survei ini, status toleransi remaja SMA di lima kota dapat dikategorikan sebagai berikut:
- 70,2% remaja atau siswa SMA termasuk dalam kategori remaja toleran.
- 24,2% remaja termasuk dalam kategori remaja intoleran pasif.
- 5% remaja termasuk dalam kategori remaja intoleran aktif.
- 0,6% remaja termasuk dalam kategori remaja yang berpotensi terpapar.
7. Tren survei menunjukkan adanya peningkatan dalam derajat toleransi siswa/remaja SMA di tahun 2023, dengan 70,2% menunjukkan sikap toleran.
Hal ini menunjukkan bahwa modal sosial toleransi siswa masih kuat.
Temuan ini juga sejalan dengan tren kondisi toleransi berdasarkan Indeks Kota Toleran (IKT) dan Indeks Kerukunan Umat Beragama yang secara umum menunjukkan tingkat toleransi publik di Indonesia yang masih relatif tinggi.
Baca Juga: Ulang Tahun Erick Thohir: Keberhasilan dan Dedikasi di Balik Kiprahnya di Kementerian BUMN
8. Jika dibandingkan dengan data dasar dari survei SETARA pada tahun 2016-2017, tren toleransi menunjukkan peningkatan dari 61,6% menjadi 70,2%.