JAKARTA INSIDER - Teknologi informasi (TI) yang terus berkembang dan adanya pandemi COVID-19 mendorong transaksi menggunakan uang elektronik terus meningkat.
TI yang terus berkembang dan pandemi COVID-19 membuat terjadi peningkatan berbelanja secara online/daring.
Pada 2022, Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai transaksi uang elektronik meningkat 30,84 persen dari periode sama tahun sebelumnya.
Pada 2022, nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp399,6 triliun.
Pada 2023, BI memproyeksikan nilai transaksi uang elektronik meningkat 23,90 persen (yoy) hingga mencapai Rp495,2 triliun.
Dirilis dari ANTARA, Kamis (19/1/2023), Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis, mengatakan, transaksi ekonomi dan keuangan digital terus berkembang pesat.
Perkembangan pesat itu ditopang oleh naiknya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring.
Dalam Pengumuman Hasil RDG Januari 2023, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat ditopang banyak faktor.
Mulai dari naiknya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring.
Kemudian disebabkan oleh luas dan mudahnya sistem pembayaran digital, serta cepatnya digital banking.
Perry Warjiyo selain nilai transaksi uang elektronik,
nilai transaksi digital banking juga tumbuh bagus.
Artikel Terkait
KLB penyakit Campak, sudah terjadi di 31 provinsi dan 223 Kabupaten/Kota di Indonesia
Negara lain mulai bantu Ukraina, mantan Presiden Rusia peringatkan 'Skenario Nuklir'
Rumitnya sengketa tanah dan dikuasai 'orang gede', Mahfud MD sebut kalau perlu buat juga hukum rimba!
Pinkan Mambo lelang baju bekas harga mahal tapi sepi penonton dan sepi pembeli. Netizen: Kok live nya dikit..?
Tanggapi kasus pelecehan di ponpes, MUI Jember sebut jangan lakukan tindakan asusila atas nama agama