JAKARTA INSIDER – Sudah menjadi pembahasan internasional dan masalah serius bahwa negara Uni Eropa alami resesi dan semakin mencekam.
Namun, beberapa negara Asean tidak terkena imbas resesi, dalam hal ini beberapa negara Asean masih dalam keadaan ' aman '.
Resesi yang terjadi di Uni Eropa di akibatkan oleh perang Rusia Ukraina yang semakin bergejolak dan tak ada hentinya.
Baca Juga: Indonesia beruntung! Jerman dan Amerika cs hapus utang, RI selamat dari bangkrut
Perang Rusia dan Ukraina yang berlanjut, pengetatan moneter hingga krisis biaya hidup membuat Dana Moneter Internasional (IMF) kembali memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun depan.
IMF memperkirakan ekonomi dunia hanya akan tumbuh 2,7% pada 2023, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya 2,9%.
IMF mencatat ekonomi Asia Tenggara sebagai wilayah yang masih akan tumbuh di atas 4% pada 2023, dibandingkan Eropa yang diproyeksi merosot hingga 0,6% dan Amerika Utara sebesar 1% pada tahun depan.
Adapun, Asia Tenggara yang dalam perhitungan IMF diwakili oleh lima negara atau Asean-5 – Indonesia, Thailand, Vietnam, Filipina dan Malaysia – diproyeksi akan tumbuh sebesar 4,9% pada 2023.
Pertumbuhan ini direvisi turun dari 5,1%. Namun, masih menjadi yang tertinggi di antara wilayah lainnya.
“Untuk negara-negara Asean-5, proyeksi pertumbuhan pada tahun 2023 direvisi turun untuk mencerminkan terutama kondisi eksternal yang kurang menguntungkan, dengan pertumbuhan yang lebih lambat di mitra dagang utama seperti China, kawasan Euro, dan AS,” tulis IMF dalam World Economic Outlook (WEO)
Adapun, kontributor pertumbuhan di wilayah ini adalah Indonesia dan Filipina yang masing-masing diperkirakan tumbuh 5%. Selain itu, ada Vietnam yang diyakini akan tumbuh 6,2% tahun depan.
Ketiganya akan tumbuh melebihi China yang tahun depan diyakini hanya meningkat 4.4%.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva melihat prospek ekonomi Indonesia masih cukup baik.
Bahkan, menurut Georgieva, Indonesia tetap menjadi titik terang di tengah perekonomian global yang memburuk.
IMF sebelumnya memangkas proyeksi atau outlook pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 menjadi 2,7 persen dari sebelumnya yang diprediksi sebesar 2,9 persen pada Juli lalu. Padahal IMF pada Januari 2022 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 3,8 persen.***
Artikel Terkait
Dolar semakin kuat, Poundsterling jatuh dan capai rekor terendah hingga di Asia Pasifik
Harga minyak RI turun jadi 86,07 dolar AS per barel
Rupiah makin gagah, Dolar Australia merosot selama 2 tahun terakhir
Rupiah tak kuat melawan dolar Amerika, melemah sejak April
Krisis Ekonomi semakin nyata di negara Uni Eropa, Jerman dan Italia dalam keadaan ' genting '
Indonesia beruntung! Jerman dan Amerika cs hapus utang, RI selamat dari bangkrut
Indonesia Kanada bahas kerjasama, pengembangan produk halal hingga bahas bisa lampaui pasar Amerika Utara