Dolar semakin kuat, Poundsterling jatuh dan capai rekor terendah hingga di Asia Pasifik

photo author
- Senin, 26 September 2022 | 09:26 WIB
Potret ilustrasi mata uang poundsterling  (Pinterest )
Potret ilustrasi mata uang poundsterling (Pinterest )

JAKARTAINSIDER – Turunnya mata uang Poundsterling dan lemahnya kurs poundsterling terhadap dolar adalah suatu ancaman hebat bagi warga Inggris.

Tak hanya poundsterling, mata uang di Asia-Pasifik juga alami penurunan yang hebat.

Tak heran jika dolar masih mampu berkuasa di antara Poundsterling dan beberapa mata uang di Asia Pasifik.

Poundsterling Inggris mengalami kejatuhan yang sangat rendah, terlebih setelah kepergian Ratu Elizabeth II.

Seperti di lansir dari The Guardian pada Senin 26 September 2022, Minggu lalu di umumkan bahwasaya Inggris akan melakukan dan menerapkan kebijakan baru yakni pemotongan pajak dan insentif ivestasi.

Hal ini sontak membuat orang Inggris semakin kewalahan dan putar otak.

Di banding dolar, Poundsterling juga sangat jatuh di negara Asia.

Poundsterling kini jatuh ke level terendah sepanjang masa di $ 1,0382 .

Para ahli ekonomi mengungkapkan bahwa, langkah-langkah ekonomi itu akan menguntungkan orang kaya secara tidak proporsional dan dapat membuat Inggris mengambil utang tingkat tinggi pada saat suku bunga naik.

Di kawasan Asia-Pasifik, mata uang Jepang, Korea Selatan dan China melemah terhadap greenback, sementara dolar Australia hampir datar.

Yen Jepang diperdagangkan pada level 143 terhadap dolar, lebih lemah dibandingkan setelah pihak berwenang melakukan intervensi di pasar mata uang pekan lalu.

Won Korea Selatan mendekati level 2009 di 1.428,52 per dolar.

Indeks dolar AS naik terhadap sekeranjang enam mata uang utama.

Poundsterling membukukan penurunan mingguan terbesarnya terhadap dolar AS dalam dua tahun setelah menyentuh level terendah baru 37 tahun di 1,0840 dolar.

Pound jatuh 3,4 persen pada 1,0874 dolar, dan memiliki persentase kerugian harian terbesar dalam dua tahun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: theguardian, Business Insider

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X