Pihak pemerintah di Yogyakarta juga memintanya untuk mengisi berbagai pelatihan seperti kelompok disabilitas.
Pelatihan ini untuk menyemangati para Ibu disabilitas berkreasi, sekaligus mengajarkan dan menunjukkan pada mereka, bahwa kain sisa bisa dimanfaatkan.
"Dari barang yang dianggap sampah tak berguna, dikreasikan menjadi barang berharga dan bernilai jual," terang Yenny Christin.
Bisnis fashion melibatkan rantai produksi panjang, bahan mentah, manufaktur tekstil, pengiriman, penjualan, dan akhirnya pembuangan. Untuk menjawab permasalahan di atas, Yenny Christin selaku pendiri membuat Rumah Kreatif Tukik.
Produknya sudah mendapatkan sertifikat merk dagang yang sah di mata hukum. Bersekretariat di Jalan Gendeng GK 4 Baciro Gondokusuman Yogyakarta.
"Juga mengedepankan kualitas produk yang sudah dibuat. Serta mengembangkan produk sesuai dengan permintaan pasar," papar Yenny.
Yenny berharap dengan ilmu yang dimilikinya dan disalurkan untuk orang lain, selain bisa mendapatkan cuan juga membantu menyelamatkan lingkungan hidup.***
Artikel Terkait
Shopee benarkan spam link affiliate marketing di Twitter, PartaiSocmed: report dan block akun Shopee!
Mitra Neynisfood kirim surat terbuka untuk Dwi Annisa dan Nesya Anastasya, tuntut penjelasan dan maaf
Media sosial raksasa TikTok rilis TikTok untuk saingi Spotify dan Youtube Music
Blacklist! Pegawai BUMN Karya, anak perusahan, dan afilisasinya kini tidak bisa akses pembiayaan Bank BUMN
Tidak bisa bayar hutang secara tunai untuk vendor, BUMN Karya bayar hutang dengan saham