Ia menyampaikan bahwa Presiden menginstruksikan semua elemen pemerintahan untuk bekerja sama dan tidak berjalan sendiri-sendiri dalam menangani persoalan bangsa.
“Presiden menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Tidak mungkin kita sukses kalau jalan sendiri-sendiri. Ini kerja bersama, demi petani kita juga,” ujar Amran.
Tak hanya membahas distribusi gabah, Amran juga mengungkap fakta soal produksi beras nasional yang disebutnya mengalami peningkatan signifikan.
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Amran menyatakan bahwa produksi beras mengalami lonjakan hingga 52 persen, dan stok nasional saat ini berada di angka 2,2 juta ton—angka yang disebutnya sebagai salah satu yang tertinggi dalam sejarah.
Namun, di balik tingginya produksi dan stok tersebut, Amran menyatakan ada ancaman lain yang tak kalah serius: praktik mafia pangan. Ia menjelaskan bahwa kondisi melimpahnya stok dan naiknya produksi kerap menjadi celah yang dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk memainkan harga di pasar.
“Ini fakta, stok dan produksi kita tinggi. Tapi justru di saat seperti ini, ada oknum mafia yang memanfaatkan situasi. Kalau stok rendah, harga bisa dimainkan. Kalau produksi turun, harga bisa naik tajam. Ini celah yang harus kita tutup,” ungkapnya.
Baca Juga: 15 Cara jitu untuk melupakan masa lalu, salah satunya menulis!
Pernyataan ini sekaligus menjadi sinyal bahwa pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian, ingin mengambil langkah lebih agresif dalam memberantas praktik mafia pertanian yang selama ini menjadi duri dalam sistem distribusi pangan nasional.
Masalah petani di Kalsel adalah cerminan dari problematika struktural yang masih menghantui sektor pertanian Indonesia: dari distribusi yang tidak efisien, sistem pembelian yang tidak berpihak kepada petani, hingga campur tangan pihak-pihak yang mempermainkan harga demi keuntungan pribadi.
Dialog antara Khudori dan Menteri Amran pun menjadi momen penting yang menyoroti perlunya pembenahan besar-besaran dalam tata kelola pertanian dan logistik pangan di Indonesia.
Baca Juga: Doa Nabi Yusuf agar terhindar dari perbuatan maksiat
Di tengah semangat kolaborasi yang digaungkan pemerintah, harapan terbesar tetap tertuju pada kesejahteraan petani—pilar utama ketahanan pangan bangsa.***
Artikel Terkait
Sebut AS kalah telak dari China dalam perang tarif, Raymond Chin: Cuma menang di teknologi!
Strategi gila atau jenius? Raymond Chin bedah perang dagang panas antara AS dan China
Tarif balasan Trump picu kepanikan pasar saham global, Raymond Chin: Indonesia harusnya tak perlu ikut panik!
Perang dagang memanas! Trump klaim siap berunding lagi dengan Xi Jinping meski tarif AS capai 245 persen!
Negosiasi tarif dagang dengan AS dimulai, Airlangga janjikan perdagangan adil dan impor strategis