JAKARTA INSIDER - Kisah pilu para petani di Kalimantan Selatan (Kalsel) kembali menjadi perhatian nasional. Mereka mengeluhkan betapa sulitnya menjual gabah hasil panen mereka kepada Badan Urusan Logistik (BULOG).
Selain itu, harga jual gabah di tingkat petani juga sangat rendah, hanya sekitar Rp5.000 per kilogram, jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang seharusnya berada di angka Rp6.500 per kilogram.
Situasi ini menyebabkan keresahan di kalangan petani karena hasil panen mereka tidak bisa memberikan keuntungan layak.
Baca Juga: Setelah sah menjadi istri Yong Jun Hyung, Hyuna akan kembali sebagai Solois dengan album baru
Dalam kondisi seperti ini, banyak petani merasa tertekan, apalagi ketika biaya produksi terus meningkat dari waktu ke waktu.
Kondisi ini akhirnya memantik perhatian dari berbagai pihak, salah satunya dari pengamat pertanian Khudori yang juga merupakan anggota Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI).
Dalam acara talk show Q&A di stasiun televisi nasional METRO TV pada Senin, 21 April 2025, Khudori menyampaikan kritiknya secara langsung kepada Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman.
Baca Juga: Lirik lagu Ibu Kita Kartini ciptaan WR Supratman
Dalam dialog tersebut, Khudori menyebut bahwa kunjungan Menteri Amran ke Tanah Laut, Kalimantan Selatan, pada 18 Maret 2025 lalu, mengungkap adanya keluhan dari para petani yang merasa kesulitan menjual gabah mereka kepada BULOG.
Ia mempertanyakan mengapa masalah tersebut belum juga diatasi, padahal menyangkut hajat hidup petani sebagai produsen pangan nasional.
“Bapak ke Kalsel beberapa waktu lalu, bukan? Di sana Bapak pasti mendengar langsung keluhan petani yang kesulitan menjual gabah ke BULOG. Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Khudori kepada Mentan.
Lebih jauh, Khudori juga mempertanyakan peran Menteri Pertanian dalam hal ini, mengingat secara teknis dan kewenangan, urusan BULOG serta mekanisme pasar seharusnya tidak berada di bawah otoritas Kementerian Pertanian. Menurutnya, publik mempertanyakan keterlibatan langsung Amran dalam isu ini.
“Pak Menteri, publik ingin tahu, karena BULOG bukan berada di bawah kendali Kementan. Begitu juga dengan regulasi pasar. Jadi, kenapa Bapak terlibat langsung?” tambahnya.
Menjawab pertanyaan tersebut, Menteri Amran menyatakan bahwa perannya dalam isu ini bukan semata-mata karena kewenangan formal, tetapi merupakan bagian dari semangat kolaboratif yang diusung oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Artikel Terkait
Sebut AS kalah telak dari China dalam perang tarif, Raymond Chin: Cuma menang di teknologi!
Strategi gila atau jenius? Raymond Chin bedah perang dagang panas antara AS dan China
Tarif balasan Trump picu kepanikan pasar saham global, Raymond Chin: Indonesia harusnya tak perlu ikut panik!
Perang dagang memanas! Trump klaim siap berunding lagi dengan Xi Jinping meski tarif AS capai 245 persen!
Negosiasi tarif dagang dengan AS dimulai, Airlangga janjikan perdagangan adil dan impor strategis