Sebagai akibatnya, beberapa anggota PSHT memilih untuk keluar dan mendirikan wadah baru, seperti PRSH (Persaudaraan Setia Hati) dan PSHP (Persaudaraan Setia Hati Pertiwi), atau bahkan memilih untuk tidak aktif sama sekali.
Dalam menghadapi tantangan ini, PSHT harus memperhatikan nilai-nilai sejati dari silat sebagai seni bela diri yang mengajarkan kehormatan, disiplin, dan perdamaian.
Baca Juga: CalegPro Karya Anak Bangsa: Solusi Mutakhir untuk Calon Legislatif dalam Pemilu 2024
Hanya dengan mengembalikan fokus pada tujuan utama dan memperbaiki sistem internalnya, PSHT dapat terus menjaga reputasinya sebagai perguruan silat yang berbudaya dan bermartabat, khususnya setelah tragedi yang terjadi di Yogyakarta.***