Sebagai akibatnya, beberapa anggota PSHT memilih untuk keluar dan mendirikan wadah baru, seperti PRSH (Persaudaraan Setia Hati) dan PSHP (Persaudaraan Setia Hati Pertiwi), atau bahkan memilih untuk tidak aktif sama sekali.
Dalam menghadapi tantangan ini, PSHT harus memperhatikan nilai-nilai sejati dari silat sebagai seni bela diri yang mengajarkan kehormatan, disiplin, dan perdamaian.
Baca Juga: CalegPro Karya Anak Bangsa: Solusi Mutakhir untuk Calon Legislatif dalam Pemilu 2024
Hanya dengan mengembalikan fokus pada tujuan utama dan memperbaiki sistem internalnya, PSHT dapat terus menjaga reputasinya sebagai perguruan silat yang berbudaya dan bermartabat, khususnya setelah tragedi yang terjadi di Yogyakarta.***
Artikel Terkait
Dua orang berkulit hitam di Yogyakarta diduga berusaha menarik motor dari tepi jalan, mengaku jadi SAMSAT
Banyak yang komplain tidak enak tinggal di Jakarta, Grace Tahir: Jakarta is for me!
CalegPro Karya Anak Bangsa: Solusi Mutakhir untuk Calon Legislatif dalam Pemilu 2024
Kerusuhan di Yogyakarta: Bentrok Antara Anggota Silat dan Suporter Klub Sepak Bola
Formula E di Jakarta: Keajaiban di Tengah Kabut Tebal yang Membahayakan Atlet dan Lingkungan