JAKARTA INSIDER - Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) merupakan salah satu perguruan silat terkenal di Indonesia dengan sejarah yang panjang.
Namun, belakangan ini, PSHT seringkali menjadi sorotan karena kerusuhan dan konflik yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
Alumni PSHT memberikan beberapa testimoni langsung mengenai dugaan alasan di balik ketidakstabilan ini.
Rekrutmen Anggota yang Kurang Selektif
Salah satu alasan yang menjadi penyebab kerusuhan dalam PSHT adalah rekrutmen anggota yang kurang selektif.
Banyak anggota baru yang bergabung dengan PSHT masih berusia remaja, dengan emosi yang belum stabil.
Anak-anak SMP seringkali menjadi sasaran rekrutmen dengan tuntutan pelatih untuk mencari siswa baru dengan ancaman tidak diberikan Kartu Tanda Anggota (KTA) dan sertifikat jika mereka tidak berhasil merekrut orang baru.
Hal ini menyebabkan kehadiran anggota yang belum matang emosional dan dapat memicu konflik dalam organisasi.
Baca Juga: Kerusuhan di Yogyakarta: Bentrok Antara Anggota Silat dan Suporter Klub Sepak Bola
Tradisi Sok Galak dan Senioritas yang Ngawur
Tradisi sok galak dan senioritas yang tidak terkendali juga menjadi faktor yang turut mewarnai kerusuhan dalam PSHT.
Beberapa senior dalam organisasi ini sering menggunakan kekerasan atau intimidasi untuk mempertahankan kedudukan mereka, tanpa memperhatikan nilai-nilai sejati dari silat sebagai seni bela diri yang menghargai kehidupan dan kedamaian.
Hal ini menciptakan lingkaran kekerasan yang terus berlanjut.
Baca Juga: Banyak yang komplain tidak enak tinggal di Jakarta, Grace Tahir: Jakarta is for me!