Gagasan berdirinya IKJ berawal dari pertemuan Gubernur Ali Sadikin dengan tokoh seniman senior pada tahun 1970.
Sejak didirikan, IKJ terus tumbuh dan berkembang.
Dari Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) pada awalnya, kini menjadi Institut Kesenian Jakarta pada tahun 1980.
Pergantian nama juga disertai dengan evolusi program studi, sesuai dengan tuntutan zaman.
Sejak itu, IKJ menjadi penyelenggara pendidikan seni yang berperan penting dalam melahirkan berbagai profesional seni, dari seniman hingga kritikus, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga panggung dunia.
Baca Juga: Institut Bisnis Nusantara: Dari STIE Nusantara hingga jadi pusat pendidikan bisnis
Visi & Misi untuk Masa Depan
Dalam visi ke depan, IKJ bertekad menjadi perguruan tinggi seni yang bermartabat di bidang seni urban dan industri budaya, kompetitif di tingkat nasional dan global pada tahun 2045.
Melalui tridharma perguruan tinggi yang bermutu, IKJ akan terus menghasilkan lulusan yang mandiri dan kompetitif, sambil terus menciptakan karya seni urban dan industri budaya untuk kemakmuran bangsa.
Baca Juga: Kwik Kian Gie School of Business: Dari IBI hingga jadi pusat pendidikan manajemen bisnis unggulan
Memimpin dengan Pemimpin Berkualitas
Di bawah kepemimpinan Dr. Indah Tjahjawulan, M.Sn., IKJ memiliki struktur organisasi yang kuat.
Dengan pengalaman yang luas dalam dunia seni dan pendidikan, Dr. Indah membawa energi baru untuk memajukan IKJ ke tingkat yang lebih tinggi.
Tidak hanya itu, kehadiran Wakil Rektor I Yudi Amboro, M.Sn., Wakil Rektor II Bintang Bayangkari Doeana, M.Sn., dan Wakil Rektor III Dr. Madia Patra Ismar, S.Sn., M.Hum., memastikan IKJ menjadi lembaga yang berfokus pada akademik, kreativitas, dan pengabdian kepada masyarakat.
Baca Juga: Institut Bisnis dan Informatika Kosgoro 1957: Membentuk generasi unggul di era digital