Dikunjungi oleh banyak pelancong dunia awal, termasuk pelaut Arab Ibn Batuta (1304-1368) dan Venesia Marco Polo (1254-1324), Adam's Peak mencapai status legendaris sebagai tujuan ziarah mistik.
Baca Juga: Danau Toba: Destinasi wisata superior di Sumatera Utara dengan geologi sempurna
Hari ini, musim ziarah dimulai pada bulan Desember dan berlanjut hingga awal musim hujan pada bulan April (dari Mei hingga Oktober, gunung ini diselimuti oleh awan).
Beberapa bagian dari jalur menuju puncak sangat curam, dan rantai pendakian yang terpasang di bagian-bagian ini dikatakan diletakkan oleh Aleksander Agung (365-323 SM), meskipun tidak ada bukti bahwa ia sampai ke selatan sejauh ini selama perjalanan Asia.
Di puncak gunung terdapat sebuah platform lonjong (sekitar 74 x 24 kaki) yang merupakan tempat berdirinya sebuah kuil Buddha kecil dan tempat pemujaan Saman dengan jejak kaki yang aneh.
Baca Juga: Museum Tsunami Aceh, monumen kenangan penuh pendidikan dan daya tarik wisata
Persembahan-persembahan dilakukan di sini, terutama berupa gulungan perak sepanjang tinggi pendonor, untuk kesembuhan dari penyakit, dan air hujan yang diambil dari jejak kaki ini diyakini memiliki kekuatan penyembuhan yang luar biasa.
Adam's Peak juga disebut sebagai Samanalakande atau 'gunung kupu-kupu' karena ribuan kupu-kupu kecil terbang dari seluruh pulau untuk mati di gunung suci ini.***