JAKARTA INSIDER - Indonesia, sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, telah melahirkan banyak institusi pendidikan dan keagamaan yang berperan penting dalam pembentukan karakter dan pemahaman umat Islam.
Salah satu institusi yang telah berdiri sejak lebih dari setengah abad yang lalu adalah Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar.
Sejarah Berdirinya Yayasan
Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar berdiri pada tanggal 7 April 1952, sebagai hasil inisiatif dari 14 tokoh Islam dan pemuka masyarakat Jakarta.
Gagasan pendirian yayasan ini diprakarsai oleh dr. Syamsuddin, Menteri Sosial RI pada waktu itu, dengan dukungan dari Sjamsuridjal, yang menjabat sebagai Walikota Jakarta Raya saat itu.
Baca Juga: SMA Negeri 6 Jakarta: School of Champions yang terletak di Mahakam Blok M Jakarta
Nama-nama lain dari para pendiri yayasan ini termasuk Soedirdjo, Tan In Hok, Gazali Syahlan, H. Sjuaib Sastradiwirja, Abdullah Salim, Rais Chamis, Ganda, Kartapradja, Sardjono, H. Sulaiman Rasjid, Faray Martak, Jacub Rasjid, Hasan Argubie, dan Hariri Hady.
Awalnya, yayasan ini diberi nama "Yayasan Pesantren Islam," dan lokasinya terletak di daerah Kebayoran, yang saat itu merupakan bagian dari wilayah satelit Jakarta.
Pada tahun 1953, pembangunan sebuah masjid besar dimulai di atas tanah yayasan ini, dan pada tahun 1958, Masjid Agung Kebayoran, begitu namanya, berhasil diselesaikan.
Perubahan besar terjadi ketika pada tahun 1961, Syekh Mahmoud Syaltout, Grand Syekh Al-Azhar Cairo saat itu, mengunjungi Indonesia sebagai tamu negara.
Beliau memberikan nama "Al-Azhar" untuk masjid tersebut, sehingga menjadi Masjid Agung Al-Azhar, mengukuhkan ikatan historis antara yayasan ini dan Al-Azhar di Mesir.
Baca Juga: 64% siswa SMA Negeri 26 Jakarta masuk PTN favorit, inilah rahasia suksesnya
Peran Buya Prof. Dr. Hamka
Perkembangan pesat Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar tidak terlepas dari peran penting Buya Prof. Dr. Hamka sebagai Imam Besar di Masjid Agung Al-Azhar.