JAKARTA INSIDER - Turnamen domino resmi akhirnya digelar di berbagai daerah sebagai upaya menghapus stigma negatif yang selama ini melekat pada permainan tradisional tersebut.
Domino, yang kerap dikaitkan dengan aktivitas perjudian, kini mulai diposisikan sebagai olahraga otak yang membutuhkan strategi, konsentrasi, dan keterampilan khusus.
Dikutip dari kanal YouTube Metro TV Ajang ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar, pekerja, hingga lansia.
Baca Juga: Menkes resmi bekukan program PPDS Anestesi Unpad, imbas kasus kekerasan seksual
Turnamen domino yang digelar di gedung serbaguna milik pemerintah daerah ini menjadi bukti bahwa permainan tradisional bisa dikemas secara positif dan edukatif.
Dalam sambutannya, panitia menyampaikan bahwa tujuan utama turnamen ini adalah mengembalikan domino ke khitahnya sebagai permainan rakyat yang sehat dan menyenangkan.
Tak hanya soal menang atau kalah, turnamen ini juga menjadi ajang silaturahmi antarwarga dan mempererat hubungan sosial masyarakat.
Baca Juga: Rugikan Negara puluhan Miliar, Polda Jambi tetapkan satu Tersangka korupsi di Disdik Provinsi
Peserta tampak antusias mengikuti setiap babak pertandingan, yang berlangsung secara sportif dan penuh semangat.
Beberapa dari mereka bahkan membawa keluarga dan sahabat sebagai bentuk dukungan moral.
Menurut salah satu peserta, domino bukan hanya soal keberuntungan, tetapi juga kemampuan membaca pola dan memprediksi langkah lawan.
Baca Juga: Polisi gagalkan upaya peredaran Narkotika di Sulteng, jaringan antarprovinsi terbongkar
Hal ini membuktikan bahwa permainan ini layak dihargai sebagai bentuk kecerdasan lokal yang perlu dilestarikan.
Pemerintah daerah pun memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini dan berencana menjadikan turnamen domino sebagai agenda rutin tahunan.