Asal usul dan sejarah nama Bandara di Batam, ternyata terinspirasi dari nama seorang Laksamana yang memiliki kisah Heroik

JAKARTA INSIDER - Bandara Hang Nadim, satu-satunya bandara di Batam yang sudah berusia 40 tahun lebih ini memiliki kaitan erat dengan sejarah lengkap Hang Nadim.

Sosok laksamana yang memiliki kisah heroik luar biasa, hingga dituturkan turun temurun hingga kini.

Penamaan Bandara Hang Nadim sendiri, diambil dari nama seorang tokoh bersejarah era Kerajaan Malaka.

Baca Juga: List Beasiswa yang masih buka sampai akhir 2025 untuk Mahasiswa yang masih aktif, semester 8 bisa mendaftar!

Dikisahkan, Hang Nadim yang terlahir sebagai anak yatim, merupakan putra satu-satunya Hang Jebat dari istri Dang Wangi atau Dang Inangsih.

Awalnya Hang Jebat termasuk salah satu sahabat Hang Tuah, yang menjadi pengabdi di Kerajaan Malaka pada kekuasaan Sultan Mahmud Shah.

Namun, dia dibunuh oleh Hang Tuah karena punya suatu kesalahan pada Kerajaan Malaka.

Baca Juga: Jadwal dan agenda kegiatan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang akan sambangi Indonesia tanggal 11 dan 12 Februari

Sementara itu, Dang Wangi yang masih mengandung anak Hang Jebat, diminta oleh Hang Tuah bersembunyi ke Tumasek/Tumasik atau Singapura untuk menghindari hukuman dari Sang Sultan.

Hang Tuah yang merasa punya tanggung jawab pada keluarga Hang Jebat, kelak meminta bayi yang dilahirkan oleh Dang Wangi dan mengangkatnya sebagai anak.

Anak yang kemudian diberi nama Hang Nadim itu, dibesarkan dan dididik oleh Hang Tuah hingga dewasa.

Saat dewasa, Hang Tuah menikahkan Hang Nadim dengan putri kandungnya sendiri yang bernama Tun Emas Jiwa.

Dari pernikahan itu, Hang Nadim dikaruniai anak perempuan yang diberi nama Tun Mata Ali.

Ketika Kerajaan Malaka kalah melawan penjajah Portugis, Hang Nadim selalu berupaya untuk mengembalikan kejayaan kerajaan seperti sedia kala.