Fakta sejarah terkait Rumpun Austronesia dan berakhirnya istilah penyebutan Rumpun Melayu yang dicetuskan oleh Johan Friedrich Blumenbach

photo author
- Minggu, 9 Februari 2025 | 18:15 WIB
Fakta sejarah terkait Rumpun Austronesia dan berakhirnya istilah penyebutan Rumpun Melayu yang dicetuskan oleh Johan Friedrich Blumenbach
Fakta sejarah terkait Rumpun Austronesia dan berakhirnya istilah penyebutan Rumpun Melayu yang dicetuskan oleh Johan Friedrich Blumenbach

JAKARTA INSIDER - Pencetus konsep ras Melayu atau rumpun Melayu adalah Johann Friedrich Blumenbach (1752–1840), seorang dokter sekaligus antropolog asal Jerman.

 Blumenbach menggolongkan rumpun Melayu ke dalam kelompok bangsa berkulit sawo matang.

 Ia menggunakan anatomi komparatif untuk mengklasifikasikan ras manusia menjadi lima kategori:

Baca Juga: Hamas lontarkan ancaman pada Donald Trump: Kami tetap di Palestina meskipun menderita, orang asing yang mencoba caplok wilayah kami tak akan selamat!

1. Ras Kaukasoid berkulit putih.

2. Ras Mongoloid berkulit kuning.

3. Ras Melayu berkulit sawo matang.

4. Ras Etiopia berkulit hitam.

5. Ras Amerika berkulit merah.

Baca Juga: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan berkunjung ke Indonesia, Juru Bicara Kemlu RI beberkan jadwal dan agenda pertemuan dengan Prabowo

Namun, konsep ras menurut Blumenbach telah dibantah oleh para ahli, salah satunya pakar genetika asal Italia, Luigi Luca Cavalli-Sforza.

 Cavalli-Sforza membuktikan bahwa membagi manusia ke dalam kategori "ras" adalah usaha yang sia-sia. Dari segi biologi, istilah seperti "ras" atau "rumpun Melayu" tidak lagi dianggap relevan, karena fenotipe seseorang ditentukan hanya oleh sejumlah kecil gen.

 Secara biologis, hanya ada satu ras manusia, yaitu Homo sapiens.

Baca Juga: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan berkunjung ke Indonesia, Juru Bicara Kemlu RI beberkan jadwal dan agenda pertemuan dengan Prabowo

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ayatul Nissa Rahmadani

Sumber: Wikipedia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X