JAKARTA INSIDER - Malaysia dengan tegas mengecam eskalasi kekerasan yang terjadi di Palestina dan Israel sejak 7 Oktober 2023, yang telah mengakibatkan peningkatan angka korban dan kerusakan infrastruktur yang signifikan.
Dalam menyikapi situasi ini, Malaysia mengutuk tindakan Israel yang telah menghantam wilayah sipil secara berlebihan dan memblokir pasokan air, listrik, dan makanan.
Kementerian Luar Negeri Malaysia dengan tulus menghargai pernyataan dari Yang Di-Pertuan Agong, sambil menyambut baik resolusi yang disetujui oleh Dewan Rakyat pada 9 Oktober 2023, yang meminta Majelis Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNSC) dan komunitas internasional untuk menghentikan segala bentuk pertempuran demi mencegah lebih banyak tumpahan darah.
Baca Juga: Konflik antara Hamas di Gaza, Uni Eropa dan Ursula von der Leyen solid dukung Israel
Namun, Malaysia juga merasa kecewa atas ketidakmampuan UNSC untuk mencapai kesepakatan dalam hal ini.
Dalam menghadapi situasi kritis saat ini, Malaysia, bersama dengan organisasi internasional lainnya, telah memulai upaya penyediaan bantuan kemanusiaan, termasuk suplai logistik dan perawatan medis yang mendesak.
Malaysia menekankan bahwa rezim Israel tidak memiliki alasan sah untuk menghalangi jalur bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan oleh warga Palestina.
Sebagai langkah awal, Kementerian Luar Negeri Malaysia sedang dalam proses untuk memberikan sumbangan kemanusiaan awal sebesar RM1 juta melalui Amanah Kemanusiaan Rakyat Palestina (AAKRP).
Sebagaimana diumumkan oleh YAB Dato' Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi, Timbalan Perdana Menteri Malaysia di Dewan Rakyat pada 9 Oktober, masyarakat umum, organisasi, dan lembaga-lembaga yang ingin memberikan sumbangan melalui AAKRP dapat melakukannya di tautan berikut atau dengan mengimbas kode QR yang tersedia.
Saat situasi keamanan masih sangat rentan, Kementerian Luar Negeri Malaysia menganjurkan individu yang berencana untuk bepergian ke wilayah terkait untuk menunda atau membatalkan perencanaan mereka.
Baca Juga: Konflik di Gaza dengan Israel, lebih dari 187.518 warga Palestina terlantar mengungsi
Badan-badan non-pemerintah (NGO) yang tetap berkomitmen untuk beroperasi di wilayah konflik ini disarankan untuk berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri terlebih dahulu.
Pada saat berita ini ditulis, terdapat lima warga negara Malaysia yang masih berada di wilayah konflik, termasuk seorang wanita dewasa dan seorang ibu beserta tiga anak di Tebing Barat.