JAKARTA INSIDER - Sebagai platform bisnis, konten kreator di TikTok selalu punya ide untuk berkreasi.
Salah satu yang menjadi konten dari kreator TikTok adalah mewawcarai orang-orang terhadap suatu topik.
Baru-baru ini warganet Indonesia ramai-ramai membicarakan soal istilah Body Count yang jadi bahan wawancara.
Konten berisi istilah Body Count pun memicu perdebatan dari warganet lantaran dianggap hal bersifat seksualitas.
Dikutip dari laman hitc, secara umum Body Count merujuk pada jumlah orang yang meninggal akibat hal tertent seperti bencana alam, perang atau peristiwa berdarah lain.
Namun konteks Body Count dalam konten TikTok dimaknai sebagai sesuatu yang mendefinisikan jumlah pasangan yang pernah sampai taraf hubungan intim.
Bagi sebagian orang hal ini menjadi privasi yang tak perlu dijadikan konsumsi publik.
Beberapa lagi mengaitkannya dengan pelanggaran ajaran agama atau norma sosial.
Meski demikian tak adapula saat ditanya mengenai Body Count menjawab dengan santai.
Di Amerika Serikat tren ini muncul sekitar tahun 2020-an dan mendapat kecaman dari sebagian orang.
Mereka berpendapat menghentikan orang secara random dan menanyakan jumlah orang yang yang telah berhubngan badan adalah hal tidak sopan dan bukan tren yang keren.
Artikel Terkait
Lirik lagu 'Aiya Susanti' Ost Upin Ipin yang viral di TikTok
Sukses kelabui perempuan di TikTok, Laksamana gadungan ditangkap TNI AL
Konten kreator TikTok ini dapat Rp1,5 miliar sekali posting, pantas sampai ada yang rela mandi lumpur
Kakak beradik ini jadi konten kreator TikTok terkaya di dunia, kekayaannya naik hingga ratusan juta dolar AS
Pantas kalah dari TikTok, ini yang tidak diberikan Instagram pada penggunanya