JAKARTA INSIDER - Datangnya bencana seperti gempa tidak bisa diprediksi sejauh ini.
Di Indonesia, dan berbagai negara dunia, ada anggapan bahwa hewan mempunyai indera lebih peka untuk memprediksi aktivits seismik sebelum gempa terjadi.
Beberapa hewan seperti tikus, ikan, ular, atau burung menunjukan perilaku sebelum aktivitas seismik.
Baca Juga: Dukung pola hidup sehat, Ketua MPR RI dorong pengembangan jalur khusus sepeda di DKI Jakarta
Hal tersebut kemudian menarik minat para peneliti untuk mengawasi berbagai hewan yang konon disebut bisa memprediksi gempa bumi sebelum terjadi dalam bentuk studi ilmiah.
Martin Wikelski dari Max Planck Institute of Animal Behavior di Jerman memimpin penyelidikan signifikan terhadap perubahan pola perilaku di antara sekelompok hewan beberapa hari sebelum gempa bumi melanda habitat masing-masing.
Wikelski memasang sensor pada enam sapi, lima domba, dan dua anjing di Italia utara yang rawan gempa.
Dia mengamati mereka selama beberapa bulan sebelum dan selama serangkaian gempa bumi menghantam habitat mereka.
Dari data yang dikumpulkan Wikelski dan tim penelitinya terungkap perubahan perilaku hewan ternak 20 jam sebelum gempa.
Hewan menunjukkan waktu aktivitas yang sangat lama, mereka 50 persen lebih aktif dalam kerangka waktu 45 menit dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Baca Juga: Meta berkolaborasi dengan LSM dan kreator mencegah penyebaran konten pelecehan anak di Indonesia
Dengan sederet perhitungan, para peneliti tepat memprediksi gempa dengan magnitudo di atas 4,0.
Dengan menggunakan metode yang sama, mereka memperkirakan tujuh dari delapan gempa kuat.