Dia diketahui merupakan salah satu admin dari layanan 16shop yang berhasil mengumpulkan ribuan domain untuk menyebarkan aplikasi-aplikasi berbahaya ini.
Jejak Digital dan Kolaborasi Antar Negara
Investigasi terhadap sindikat phishing ini telah melibatkan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk Interpol, pihak berwenang Indonesia, dan perusahaan keamanan siber.
Group-IB, Trend Micro, dan Palo Alto Network Unit 42 merupakan beberapa perusahaan yang memberikan kontribusi kunci dalam mengungkap jaringan kriminal ini.
Dalam pengungkapan ini, Divisi Siber Interpol juga berhasil melacak bahwa sindikat ini telah menciptakan lebih dari 150 ribu domain palsu untuk menargetkan pengguna dari berbagai negara, termasuk Jerman, Jepang, Perancis, Thailand, dan tentu saja, Indonesia.
Baca Juga: Lil Tay tidak meninggal! Klarifikasi akun sosial media dibobol hacker dan hapus unggahan
Tinjauan Terhadap Aplikasi 16shop
16shop memiliki tampilan antarmuka yang user-friendly, mirip dengan konsep SaaS yang menyederhanakan penggunaan alat-alat penipuan ini.
Dengan berbagai toolkits yang tersedia, pengguna dapat memilih alat yang sesuai dengan kebutuhan mereka, seperti kit Amazon yang disertai dengan perlindungan antibot.
Bahkan, 16shop menawarkan mekanisme Digital Rights Management (DRM) yang membatasi penggunaan alat-alat tersebut.
Baca Juga: Wow! Forum hacker klaim mampu bobol MyBCA, namun ahli IT ragu terhadap keaslian klaim hack
Akhir Kata
Kasus ini menjadi pengingat penting akan ancaman yang dihadapi oleh masyarakat dunia dalam bentuk sindikat kriminal digital yang semakin canggih.
Di balik operasi layanan penipuan ini, terdapat orang-orang Indonesia yang terlibat dalam mengembangkan, mendistribusikan, dan memanfaatkan alat-alat berbahaya.