JAKARTA INSIDER - Penerbangan perdana NASA dengan kru menjadi langkah penting dalam rencana NASA untuk kembali ke Bulan dalam jangka panjang dan misi ke Mars.
Misi Artemis II akan mengirim astronot dalam penerbangan pertama menggunakan roket Space Launch System (SLS) dan pesawat ruang angkasa Orion untuk menjelajahi sekitar Bulan.
Tujuan utamanya adalah untuk menguji sistem-sistem pesawat ruang angkasa dengan kru di lingkungan ruang angkasa jauh.
Misi ini akan membuka jalan bagi pendaratan wanita pertama dan pria berikutnya di Bulan dalam misi Artemis III.
Baca Juga: 2012 tidak jadi kiamat, ternyata inilah penjelasannya menurut NASA
Program Artemis NASA akan melanjutkan eksplorasi manusia di Bulan untuk jangka waktu yang lebih lama dan misi masa depan ke dunia lain, termasuk Mars.
Artemis II akan meluncurkan empat astronaut dari Kennedy Space Center NASA di Florida menggunakan roket Space Launch System (SLS).
Pesawat ruang angkasa Orion akan melakukan manuver untuk mencapai orbit mengelilingi Bumi dan akhirnya mengarahkan kru ke lintasan kembali bebas di mana gravitasi Bumi akan secara alami membawa Orion kembali setelah melewati Bulan.
Setelah peluncuran, tahap awal misi akan mirip dengan Artemis I, dengan SLS membawa Orion ke luar angkasa, kemudian melepaskan tahap-tahap roket pendukung sebelum tahap inti berpisah dari tahap atas dan pesawat ruang angkasa.
Baca Juga: Nokia belum mati! Hadirkan smartphone C12 dengan jaminan ketahanan dan performa terjangkau
Namun, dengan kru di dalamnya, Orion dan tahap atas, disebut interim cryogenic propulsion stage (ICPS), akan mengorbit Bumi dua kali untuk memastikan sistem-sistem Orion berfungsi dengan baik saat masih dekat dengan Bumi.
Setelah mencapai orbit awal, Orion akan mengorbit dalam elips pada ketinggian sekitar 115 hingga 1.800 mil.
Setelah itu, ICPS akan meningkatkan orbit Orion ke orbit Bumi tinggi yang lebih besar, memungkinkan pesawat ruang angkasa membangun kecepatan yang dibutuhkan untuk penerbangan ke Bulan.
Orbit kedua ini akan berlangsung sekitar 23,5 jam, dengan Orion terbang dalam elips antara 115 hingga 46.000 mil di atas Bumi.