JAKARTA INSIDER - Kampanye disinformasi yang dilakukan oleh Rusia di Indonesia telah menjadi isu yang mencuat belakangan ini.
Banyak pihak yang bertanya-tanya mengapa begitu banyak masyarakat yang terpengaruh oleh propaganda ini.
Beberapa isu yang digunakan oleh Rusia dalam kampanye disinformasi ini termasuk klaim tentang kedekatan Rusia dengan Indonesia, serta narasi tentang kedekatan Rusia dengan Islam.
Baca Juga: Amerika Serikat Kembali Kirim Bantuan: Uang 31T Rupiah untuk Perang Ukraina Melawan Rusia
Selain itu, propaganda Rusia juga berfokus pada isu-isu mengenai konflik di Ukraina, dengan menyebarluaskan berita palsu tentang penggunaan minyak babi oleh tentara Ukraina dan klaim tentang basis NATO di wilayah tersebut.
Beberapa faktor telah berkontribusi pada banyaknya disinformasi yang muncul dan banyaknya yang percaya.
Masyarakat Indonesia umumnya kurang memperhatikan isu-isu luar negeri dan memiliki sedikit pemahaman tentang kawasan Eropa Timur.
Baca Juga: Rusia Hancurkan Bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Kakhovka: Sebagian Ukraina Tenggelam
Selain itu, nostalgia masa lalu dan glorifikasi hubungan Indonesia-Rusia di masa Sukarno membuat masyarakat rentan terhadap propaganda pro-Rusia.
Penting untuk meningkatkan kewaspadaan kita dalam menghadapi disinformasi.
Masyarakat harus lebih selektif dalam mencari sumber informasi yang terpercaya dan menghindari penyebaran berita palsu.
Baca Juga: Kudeta Militer Mengguncang Rusia! Kelompok Wagner Melawan Presiden Putin di Moskow
Pemerintah, elit politik, akademisi, dan media juga memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang bahaya disinformasi dan cara menghadapinya.
Dalam menghadapi disinformasi, kita harus berusaha untuk tetap netral dan mengambil sudut pandang orang ketiga.