Namun bagi mereka yang sejak lahir sudah akrab dengan teknologi, batas antara dunia nyata dan digital menjadi sangat tipis.
“Anak-anak sekarang lahir di era digital. Menurut saya, sangat penting untuk menciptakan batasan yang jelas bagi mereka,” ucapnya.
Cook juga mengingatkan bahwa pada dasarnya teknologi hanya alat bantu untuk memudahkan manusia dalam melakukan hal-hal yang sebelumnya sulit dijangkau.
“Itulah esensi teknologi. Akan sangat disayangkan jika kita malah menghabiskan waktu berlebihan hanya untuk menatap layar,” ujarnya.
Pernyataan Cook ini terasa relevan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang diketahui memiliki tingkat penggunaan internet via ponsel yang sangat tinggi.
Menurut laporan Digital 2025 Global Overview, masyarakat Indonesia usia 16 tahun ke atas menghabiskan waktu rata-rata 7 jam 22 menit per hari untuk berselancar di dunia maya — jauh di atas rata-rata global sebesar 6 jam 38 menit.
Dari durasi itu, sekitar 4 jam 38 menit dihabiskan menggunakan ponsel. Angka ini juga jauh melampaui rata-rata global yang hanya 3 jam 46 menit.
Sementara penggunaan internet lewat komputer oleh warga Indonesia hanya 2 jam 43 menit, lebih rendah dibandingkan rata-rata global 2 jam 52 menit.
Penggunaan ponsel sebagai perangkat utama untuk mengakses internet juga telah mendominasi selama satu dekade terakhir. Jika pada 2014 komputer masih mendominasi, kini peran itu telah diambil alih oleh ponsel dengan persentase sebesar 56,8%, sementara komputer hanya 43,2%.
Baca Juga: Ini 5 Negara dengan kasus pembunuhan paling tinggi di Dunia, ada Irak?
Indonesia bahkan berada di posisi teratas dalam hal penggunaan ponsel untuk mengakses internet bagi pengguna usia 16 tahun ke atas, dengan 98,7% pengguna, mengalahkan Filipina dan Afrika Selatan.
Perempuan, terutama yang berusia 16–24 tahun, tercatat sebagai pengguna ponsel tertinggi dengan rata-rata 4 jam 44 menit per hari.
Sementara pria usia 25–34 tahun lebih dominan dalam penggunaan internet via komputer dengan rata-rata 3 jam 9 menit.