Sedangkan badai solar terkuat yang pernah tercatat, Carrington Event pada tahun 1859, menyebabkan kebakaran di stasiun telegraf dan mencegah pengiriman pesan.
Saat ini, badai semacam itu dapat menyebabkan gangguan listrik yang meluas, pemadaman listrik yang berkepanjangan, dan gangguan pada komunikasi global.
Dengan risiko badai geomagnetik dan dampak buruknya pada masyarakat semakin meningkat menjelang puncak aktivitas matahari berikutnya, yang diperkirakan akan tiba pada tahun 2025.
DAGGER dapat memberikan waktu peringatan yang berharga untuk persiapan dan perlindungan terhadap infrastruktur kritis.
Para pengembang model DAGGER membandingkan prediksi model dengan pengukuran yang dilakukan selama badai solar pada Agustus 2011 dan Maret 2015.
Dalam setiap kasus, DAGGER dapat memprediksi dampak badai dengan cepat dan akurat di seluruh dunia.
Kode komputer dalam model DAGGER adalah open source, sehingga operator jaringan listrik, pengendali satelit, perusahaan telekomunikasi, dan lainnya dapat mengadopsinya untuk menerapkan prediksi untuk kebutuhan spesifik mereka.
Dengan model seperti DAGGER, suatu saat nanti mungkin akan ada sirene badai solar yang memberikan peringatan di stasiun listrik dan pusat pengendalian satelit di seluruh dunia.
Hal ini seperti halnya sirene tornado yang berbunyi sebelum cuaca buruk yang mengancam di kota-kota Amerika.***
Artikel Terkait
Berhasil tipu banyak korban hingga berhasil kabur dengan dana total 150 miliar rupiah, laki-laki ini dicari
Ketika banyak startup yang sedang turun, eFishery berhasil naik di tengah keadaan makroekonomi tidak stabil!
Harus menempuh perjalanan berjam-jam, warga Jabodetabek berjuang melawan pekerjaan demi penghasilan
Artis papan atas promosikan game online, ternyata game illegal yang dilarang pemerintah
Mengejutkan, ternyata musik di film Buya Hamka digarap langsung oleh Purwacaraka, direkam di Eropa!