Dalam materi yang disampaikan selama pelatihan, IMA berupaya untuk mempromosikan pers yang aman, independen, dan pluralistik di negara-negara berkembang.
Selain sesi pelatihan formal, program IMA juga memberikan bimbingan tatap muka dari para mentor profesional yang merupakan key person di berbagai organisasi media. Para mentor hadir untuk membantu mengidentifikasi masalah, mencari solusi, memilih langkah yang tepat, dan menyiapkan anggaran.
“IMA telah sukses mendorong organisasi media berinovasi dan beradaptasi dengan ekosistem digital agar bisnis mereka dapat berlanjut. Tentunya untuk mencapai bisnis digital yang berkelanjutan diperlukan inovasi yang bermanfaat dan menghasilkan pendapatan bersama bagi banyak pihak,” ujar Qaris Tajudin, Direktur Eksekutif Tempo Institute.
Diketahui bahwa, Independent Media Accelerator merupakan inisiasi Tempo Institute bersama sejumlah lembaga, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika, AMSI, AJI, Visi Integritas, Departemen Komunikasi Universitas Gadjah Mada yang didukung oleh Google News Initiative.
Baca Juga: Tak ada hal meringankan, Teddy Minahasa ditutut hukuman mati terkait kasus peredaran gelap narkoba
Sementara program IMA yang diselenggarakan pada periode Juli - Desember 2022 ini, telah menarik minat 164 penerbit lokal dari seluruh Indonesia untuk mengikuti program pelatihan yang dilakukan dalam format online dan tatap muka.***
Artikel Terkait
Ingin tingkatkan kemampuan IT? Cek empat program sertifikasi dari Google berikut
Kemampuan AI generatif di Google Cloud dan Google Workspace mulai dipromosikan oleh Google
Cetak rekor baru! Singapore Changi Airport meraih penghargaan Bandara Terbaik Dunia untuk yang ke-12 kalinya
Developer game Indonesia nyaris gagal karena berurusan dengan Bea Cukai
Counter-Strike 2 akhirnya rilis, siap gantikan CS:GO yang sudah usang!