Dana ini dapat membantu pemerintah dalam membiayai berbagai kebutuhan, termasuk pengeluaran pertahanan dan program sipil di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Tak hanya itu, sekitar 1.800 karyawan Wiz, sebagian besar berbasis di Israel, juga akan mendapatkan keuntungan finansial langsung sebesar $1,5 miliar dari transaksi ini.
Pakar ekonomi menilai keputusan Google untuk mengakuisisi Wiz bukan sekadar langkah bisnis biasa, tetapi juga bentuk “bailout” terselubung bagi ekonomi Israel.
Moody’s, lembaga pemeringkat kredit internasional, sebelumnya telah menurunkan peringkat kredit Israel akibat ketidakstabilan geopolitik dan melemahnya sektor teknologi negara tersebut.
“Ketidakpastian terhadap prospek keamanan dan pertumbuhan ekonomi Israel dalam jangka panjang jauh lebih tinggi dari biasanya,” jelas Moody’s dalam laporannya mengutip sari Dropsitenews.
“Risiko terhadap sektor teknologi sangat relevan, mengingat perannya yang krusial dalam pertumbuhan ekonomi dan kontribusi pajak pemerintah,” ungkap Moody’s.
Langkah Google ini juga beriringan dengan ekspansi besar-besaran mereka di Israel, termasuk penyewaan 60.000 meter persegi ruang kantor di Tel Aviv dengan biaya $300 juta atau Rp5 miliar untuk dekade mendatang.
Dengan investasi besar ini, Google tidak hanya memperkuat posisinya di industri teknologi global tetapi juga menjadi pemain kunci dalam mendukung ekosistem ekonomi Israel, bahkan di tengah situasi geopolitik yang penuh tantangan.***
Artikel Terkait
Houthi Yaman serang kapal induk milik Amerika Serikat di Laut Merah, Donald Trump murka!
Tak memperpanjang kontrak, Lea Secret Number putuskan keluar dari Grup
Indonesia kirim bantuan ke Myanmar dengan pesawat C-130 Hercules TNI AU
Gunung Marapi kembali Erupsi, kolom abu letusan mencapai 1.000 meter
Presiden Prabowo resmi lepas bantuan kemanusiaan untuk Myanmar