JAKARTA INSIDER - Bayangkan masa di mana komputer adalah mesin raksasa dengan kabel berbelit, tombol-tombol aneh, dan suara dengung elektromekanis.
Di tengah era Perang Dunia II yang penuh gejolak, seorang perempuan bernama Grace Hopper muncul sebagai jenius visioner yang tidak hanya memahami mesin-mesin itu, tetapi juga mengubah cara manusia berbicara dengan komputer.
Baca Juga: 6 Fakta mengejutkan kehidupan di Zaman Pertengahan, parfum dan deodoran belum ditemukan!
Awal Perjalanan: Membuat Mesin "Berbicara"
Tahun 1944, Grace Hopper bekerja di lab IBM di New York bersama Harvard Mark I, komputer elektromekanis besar yang menjadi tulang punggung berbagai proyek militer, termasuk Manhattan Project.
Hopper menyusun kode menggunakan pita berlubang—a manual dan repetitif, tetapi vital untuk menghitung tabel matematika raksasa yang mendukung operasi militer.
Namun, Hopper melihat lebih jauh. Dia berpikir bahwa komunikasi dengan komputer tidak perlu serumit itu.
Inspirasi ini melahirkan ide revolusioner: membuat bahasa pemrograman yang lebih mudah dimengerti manusia.
FLOW-MATIC: Cikal Bakal COBOL
Dengan ide "berbicara dengan komputer seperti berbicara dengan manusia," Hopper mengembangkan FLOW-MATIC, bahasa komputer pertama yang menyerupai bahasa Inggris.
FLOW-MATIC menjadi fondasi COBOL (Common Business-Oriented Language), bahasa pemrograman yang menjadi tulang punggung dunia bisnis selama beberapa dekade.
COBOL membawa revolusi ke dalam dunia pemrograman.
Artikel Terkait
Prakiraan cuaca Jakarta hari ini, waspada akan diguyur hujan!
7 Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi siap menjalankan program MBG pekan kedua hari ini di Jakarta
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi kini siap menjalankan program MBG pekan kedua, pasok untuk 64 sekolah di Jakarta
Plt Kepala Dinas Pendidikan sebut 7 dapur SPPG akan pasok makanan untuk 64 sekolah di Jakarta hari ini
6 Fakta mengejutkan kehidupan di Zaman Pertengahan, parfum dan deodoran belum ditemukan!