JAKARTA INSIDER - Wilayah timur Ukraina dibombardir Rusia yang mengakibatkan sejumlah fasilitas jaringan listrik hancur.
Rusia telah berulang kali menyerang infrastruktur sipil yang jauh dari garis depan, meninggalkan jutaan warga Ukraina tanpa listrik, pemanas, atau air selama berhari-hari di tengah musim dingin.
Serangan rudal terhadap jaringan listrik di wilayah Timur Ukraina dlancarkan Rusia tidak lama setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengakhiri kunjungannya ke beberapa negara Eropa.
"Ini adalah penargetan infrastruktur jaringan listrik yang disengaja sehingga membuat warga Ukraina harus bertahan hidup di musim dingin,” kata wakil juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berkeyakinan, Rusia akan melakukan serangan baru menjelang peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari. Hal yang sama juga dikatakan Gubernur Ukraina di wilayah Donetsk dan Luhansk, serangan Rusia terlihat semakin intens.
Angkatan udara Ukraina mengatakan 61 dari 71 rudal Rusia telah ditembak jatuh.
Walikota Kyiv, Vitali Klitschko, mengatakan 10 rudal Rusia telah ditembak jatuh di atas ibu kota Ukraina setelah sirene meraung pada jam sibuk pagi hari dan warga sipil yang lelah berlindung.
Pihak Rusia membantah menargetkan warga sipil dan mengatakan bahwa fasilitas yang diserangnya adalah fasilitas militer yang mendukung upaya perang Kyiv.
Saat ini, pasukan darat Rusia memusatkan perhatian pada industri di bagian Timur Ukraina, terutama provinsi Luhansk dan Donetsk yang membentuk kawasan industri Donbas.
“Pertempuran sangat intens,” kata militer Ukraina.
Sebagai catatan, separatis yang didukung Moskow telah memerangi pasukan Ukraina di sana sejak 2014.