Hampir tiap hari Jakarta macet gila, Polisi sebut penyebabnya karena masalah ini

photo author
- Sabtu, 11 Februari 2023 | 15:57 WIB
Macet parah di jalanan Jakarta menjadi pemandangan sehari-hari.
Macet parah di jalanan Jakarta menjadi pemandangan sehari-hari.

JAKARTA INSIDER – Hampir setiap hari pengguna jalan di wilayah Jakarta mengeluhkan hal yang sama: macet!

Macet tak hanya pagi atau sore hari jelang jam pulang kerja, tapi juga saat hujan mengguyur jalanan ibukota. Cekungan jalan yang menyebabkan genangan hingga proyek infrastruktur yang belum tuntas, memperparah keadaan.

Terkait jalanan macet parah ini, ramai unggahan di media sosial tentang kembali ke sistem work from home (WHF) seperti diterapkan saat masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Duh, Nikita Mirzani kembali dipolisikan karena masalah ini, pelapornya sosok ‘wanita bertato’

Bahkan, sebuah petisi berisi seruan untuk kembali ke era WHF digulirkan pada awal Januari tahun ini viral di media sosial.

Riwaty Sidabutar, sosok di balik orang yang memulai petisi meminta para perusahaan mengkaji kembali aturan Work From Office (WFO) 100 persen.

Saat ini, petisi tersebut sudah ditandatangani lebih dari 26 ribu orang. Salah satu alasan petisi tersebut digulirkan adalah suasana jalanan ibu kota yang kembali macet.

Terkait kemacetan di Ibukota, Polda Metro Jaya menyebut kemacetan di wilayah Jakarta salah satunya disebabkan aktivitas warga yang meningkat saat masa transisi pandemi Covid-19 ke masa endemi.

Baca Juga: Waduh… Daus Mini digugat cerai Shelvie, kuasa hukum: Shelvie sudah tidak kuat lagi dengan Daus Mini

"Kan aktivitas masyarakat semakin tinggi, apalagi setelah pandemi. Ini sudah dinyatakan sebagai endemi tentunya aktivitas masyarakat untuk berproduktifitas kan sangat tinggi," ungkap Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman kepada wartawan, Sabtu (11/2/2023).

Menurut Latif, berdasarkan data yang dihimpun hingga akhir tahun 2022 indeks kemacetan di DKI Jakarta berada di angkat 48 persen. Angka tersebut naik drastis dari tahun 2020 yang berada di angka 34 persen. Sementara 2019, kemacetan mencapai angka 53 persen.

"Inilah plus minus, dalam artian produktivitas masyarakat tinggi, aktivitas tinggi, ya tentunya akan meningkatkan daripada perekonomian. Tetapi risikonya memang volume kendaraan akan semakin banyak di jalan," imbuhnya.

Baca Juga: Bukan hanya Iran, ini dia perusahaan jet tempur Pakistan yang jadi musuh baru Amerika Serikat dan Israel

Selain meningkatnya aktivitas warga, lanjut Latif pembangunan proyek di beberapa ruas jalan pun menjadi penyebab kemacetan karena berimbas pada penyempitan jalan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sukowati Utami JI

Sumber: PMJ News, change.org

Tags

Rekomendasi

Terkini

X